Selasa, 30 Juli 2013

 

 

Resume KreaTiF Mengembangkan Media pembeLajaran


BAB  I .PENDAHULUAN
Buku ini berjudul Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran yang dikarang oleh Dr.rer.nat.H.Rayandra Asyhar,M.Si. Pertama kali ditertibkan di Jakarta pada tahun 2012, oleh Penerbit Tim GP Press. Buku ini merupakan edisi pertama  yang diterbitkan oleh Tim GP Press. Ketebalan buku ini terdiri dari 196  halaman. Cetakan diatas kertas kualitas baik. Isi buku ini terdiri dari 9  bab yaitu:
1.    Bab I. Pendahuluan tentang (1) media pembelajaran dalam prespektif sejarah, (2) pentingnya media pembelajaran di Indonesia (3) landasan penggunaan media pembelajaran.
2.    Bab II. Peran dan fungsi media pembelajaran (1) peran media pembelajaran  (2) fungsi media pembelajaran (3) manfaat media pembelajaran.
3.    Bab III. Jenis dan klasifikasi media pembelajaran(1) jenis media  pembelajaran, (2) klasifikasi media pembelajaran, (5) karakteristik media pembelajaran.
4.    Bab IV. Pemilihan media pembelajaran (1) pentingnya pemilihan media pembelajaran (2) Jenis pemilihan media (3) kriteria media pembelajaran (4) prinsip pemilihan (5) prosedur pemilihan media.
5.    Bab V. Pengembangan Media Pembelajaran (1) pentingnya pengembangan media pembelajaran (2) prosedur pengembangan.
6.    Bab VI. Pembuatan Media Audio-Visual, (1) prosedur pembuatan media audio-visual, (2) proses produksi media Audio-Visual, (3) peralatan produksi media Audio-Visual.
7.    Bab VII. Pembuatan Media Audio, (1) kriteria media pembelajaran Audio, (2) Prosedur produksi media Audio, (3) Peralatan produksi media audio., dan (4) membuat media audio sederhana.
8.    Bab VIII. Pembuatan Modul Ajar, (1) kriteria modul ajar, (2) prinsip penyusunan modul ajar, dan  (3) teknik penulisan modul.
9.    Bab XI. Desain Bahan Ajar Multimedia, (1) prinsip pembuatan, (2) kriteria bahan ajar multimedia, (3) prosedur penyusunan modul ajar, (4) Teknik  pembuatan bahan presentasi dan (4) Program aplikasi pembuatan multimedia.
Boomingnya hasil – hasil teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa  tahun terakhir ini telah banyak membantu para pendidik (guru, dosen, instruktur dll) dalam penyediaan media pembelajaran (instructional media) dan sumber belajar (learning resource) serta alat peraga (teaching aid). Setiap orang dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi kapan saja dan dimana saja, sesuai kebutuhan masing – masing. Di bidang pendidikan, para mahasiswa, siswa dan peserta latihan dengan mudah bisa memperoleh materi pembelajaran yang berkaitan dengan topik yang dipelajari di sekolah atau menyelesaikan tugas yang diberikan guru/pelatih. Dewasa ini, media pembelajaran dan sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku – buku di perpustakaan dan guru di sekolah.
BAB II. RINGKASAN BUKU
A.     Bab I
Isi dari Bab I terdiri dari : Pada bab ini akan di bahas tenetang hakekat media pembelajaran, sumber belajar dan alat peraga yang tercakup dalam uraian tentang pengertian ketiga istilah tersebut.
 Pada sub bab  media pembelajaran dalam persepektif sejarah ini, penggunaan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sudah melewati perjalanan yang cukup panjang. Menurut Midun (2009), perkembangan konsep media dalam pendidikan diawali dengan munculnya aliran realisme dalam pendidikan yang dipelopori oleh Johan Amos Camenius  pada abad ke-17, melalui sebuah tulisan dalam bukunya yang berjudul  Orbis Pictus (Dunia dalam gambar). Dalam pengamatan Comenius, anak – anak di Eropa yang tidak berbahasa Latin (Jerman,Francis,Rusia, dsb). Mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa latin. Bagi mereka bahasa latin sangat abstrak dan sulit dimengerti, untuk itu diperlukan visualisasi agar lebih mudah dipahami. Dalam buku Orbis Pictus, Comenius  memberikan gambar bendanya untuk setiap kata yang diletakkan di samping kata tersebut. Dengan demikian bahasa latin yang dipelajari oleh anak – anak menjadi lebih nyata/konkret dan mudah diingat. Aliran realisme ini mendorong munculnya aliran visualisasi pendidikan atau pembelajaran yang intinya si pebelajar (guru) harus menggunakan gambar – gambar untuk memperjelas apa yang diajarkannya kepada peserta didik.   
Pada sub bab pengertian media pembelajaran, sumber belajar dan alat peraga. Sebelum membahas lebih lanjut tentang pengertian media pembelajaran, ada baiknya terlebih dahulu dibahas tentang makna masing – masing kata yang membentuknya. Media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu media dan pembelajaran. Dengan memahami kedua kata tersebut, maka akan dapat membantu kata dalam memberikan pengertian tentang istilah media pembelajaran.
Secara etimologi, media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “Tengah, Perantara atau pengantar”.  Istilah perantara atau pengantar ini, menurut BoveeI (1977), dugunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver)  pesan. Dari sini, berkembang berbagai definisi terminologis mengenai media menurut pendapat para ahli media dan pendidikan. The Association for Educational Communication and Teaching (AECT,1977) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Sementara, menurut Suparman (1977), media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Selanjutnya Mcluhan (Midun,2008) memaknai media sebagai saluran informasi. Sedangkan untuk pengertian dari pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, yaitu “instruction”. Instruction diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis. Ini berbeda dengan istilah “teaching”  yang berarti mengajar. Teaching  memiliki konotasi proses belajar dan mengajar yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya guru yang berperan  aktif mengajar, sedangkan siswa besikap pasif. Jadi media pembelajaran adalah menurut Gerlach & ely (1971), memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran dapat dipahami sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. Menurut Degeng (1990) mendefinisikan sumberber belajar sebagai semua sumber yang mungkin dapat digunakan oleh peserta didik agar terjadi perilaku belajar. Sedangkan, definisi yang diberikan Depdiknas(2008), sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berup interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat meransang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. AECT(1997) mengartikan sumber belajar sebagai orang dan kualitas pengalaman belajar. Jadi, sumber belajar adalah semua jenis sumber yang ada disekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar.
Di dalam  buku berjudul Instructional Technologies; The Definition and Domains of the field(1994), AECT membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Yaitu: pesan,orang,bahan dan program,alat dan metode serta latar. Menurut Ruiz(2009) ada banyak persamaan antara media pembelajaran dan alat peraga bahkan hampir tidak ada perbedaan keduanya. Keduanya berfungsi memudahkan peserta didik dalam memahami materi belajar. Keduanya juga membuat kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Namun, para guru memberikan sedikit distinsi antara media pembelajaran dan alat bantu. Contohnya papan tulis yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik disebut alat peraga sedangkan apa yang disampaiakn pada papan tulis berupa gambar,teks dan sejenisnya. Dari aspek psikologis, penggunaan media dalam pembelajaran dapat menyediakan rangsangan bermacam – macam kepada pesrta didik sehingga kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda pada peserta didik. Dari aspek teknologis, penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya individual, memberikan dasar lebih ilmiah  pada pembelajaran, pembelajaran lebih mantap, proses pendidikan menjai lebih langsung dan akses pendidikan menjadi lebih sama bagi semua peserta didik. Dari aspek empiris, menampilkan bahwa ada interaksi antara penggunaan media belajar dan karakteristik belajar  peserta didik dalam menentukan hasil belajar peserta didik.
B. Bab II 
Isi dari bab II adalah Peran dan fungsi media pembelajaran peran media pembelajaran,fungsi media pembelajaran dan  manfaat media pembelajaran.
Pada Sub bab Pentingnya peran media dalam pembelajaran mengharuskan para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Media merupakan alat bantu mengajar, termasuk salah satu komponen lingkungan belajar yang dirancang oleh pebelajar. Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Pada sub bab ini Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarakan peserta didik, sehingga pada akhirnya dihasilkan lulusan yang berkualitas. Pemanfaatan media pembelajaran yang optimal perlu didasarkan pada kebermaknaan  dan nilai tambah yang dapat diberikan kepada peserta didik melalui suatu pengalaman belajar yang menggunakan media pembelajaran. Dalam buku ini ada beberapa fungsi dari media pembelajaran diantaranya adalah: pertama  media sebagai sumber belajar, kedua fungsi semantik,ketiga fungsi manipulatif, keempat  fungsi fiksatif, kelima fungsi distributif, keenam fungsi psikologis, ketujuh fungsi atensi, kedelapan fungsi afektif, fungsi kesembilan fungsi kognitif,kesepuluh fungsi psikomotorik dan fungsi imajinatif,serta fungsi motivasi dan yang terakhir fungsi sosio kultural.
Pada sub ini akan membahas secara umum beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran tersebut dijelaskan sebagai berikut (Midun, 2009): pertama dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto dan nara sumber. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing, kedua media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro, dan media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.
C. Bab III
Isi dari bab III adalah Jenis dan klasifikasi media pembelajaran,jenis media  pembelajaran dan klasifikasi media pembelajaran serta  karakteristik media pembelajaran.
Pada sub bab jenis media  pembelajaran akan dibahas empat jenis media pembelajaran, yaitu media visual,media audio,media audio-visual dan multimedia.
Pada sub bab ini membahas beberapa pengelompokkan media yang disusun para ahli, ada lima kategori media pembelajaran menurut Setyosari& Sihkabudden(2005), yakni: pertama berdasarkan ciri fisik dimana media ini dikelompokkan dalam empat macam yakni: media pembelajaran dua dimensi(2D),Tiga dimensi(3D),media panjang diam dan media pandang gerak. Kedua berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh,Erdgar Dale dan Thomas dalam mmidun(2009) masing-masing menbuat pengelompokkan media pembelajajaran berdasarkan pengalaman yang dialami oleh peserta didik dari proses pembelajaran.penggolongan yang dibuat oleh dale disusun dalam bagan yang dikenal dengan ”Kerucut Pengalaman Dale”.ketiga berdasarkan persepsi indera, keempat berdasarkan penggunaanya, secara garis media pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah penggunaanya dan pola penggunaannya. dan yang kelima berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya dimana seperti yang diungkapkan oleh Duncan, yang ingin mensejajarkan biaya investasi,kelengkapan dan keluasaan lingkup sasaranyadi satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan,keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak,dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki.
D. Bab IV
Isi dari bab IV Pemilihan media pembelajaran akan menbahas pentingnya pemilihan media pembelajaran,Jenis pemilihan media,kriteria media pembelajaran,prinsip pemilihan dan prosedur pemilihan media.
Pada sub bab Pemilihan media pembelajaran dilihat dari mekanismenya Anderson(1976) membagi model pemilihan media menjadi dua macam yaitu model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka.
Pada sub bab Kriteria Media Pembelajaran akan membahas kriteria media pembelajaran yang baik yang perlu diperhatikan dalam proses pemilihan media adalah sebagai berikut: pertama jelas dan rapi. Kedua bersih dan menarik, ketiga cocok dengan sasaran, keempat relevan dengan topik yang diajarkan, kelima sesuai dengan tujuan pembelajaran, keenam praktis,luwes dan tahan, dan berkualitas baik serta ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar.
Pada sub bab prinsip pemilihan media akan mengemukakan lima prinsip dalam pemilihan media menurut Gerlack dan Ely (Setyosari dan Sihkabuden,2005) adalah sebagai berikut: kesesuaian, kejelasan sajian ,kemudahanakses ,keterjangkauan, ketersediaan, kualitas,
ada alternatif,interactivitas,organisasi,kebaruan dan berorientasi siswa.
E.  Bab V 
Isi dari bab V Pengembangan Media Pembelajaran pentingnya pengembangan media pembelajaran dan prosedur pengembangan.
Pada sub bab pentingnya pengembangan media pembelajaran membahas ada dua permasalahan dihadapi berkenaan dengan media pembelajaran di lembaga-lembaga pendidik kita yaitu: keterbatasan media dan kemanfaatan media. Pengembangaan media pembelajaran sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan kerterbatasan persediaan media yang ada. Disamping itu, media yang dikembangkan sendiri oleh guru/pendidik dapat menghindari ketidak-tepatan karena dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing. Lebih dari itu, juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para pendidik sehingga dihasilkan prosesionalitas pendidik.
Pada sub bab prosedur dan proses pengembangan ini membahas tentang penyusunan dokumen pembelajaran lainnya, seperti kurikulum,silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran dan banyak lagi. Artinya, setelah dokumen-dokumen pembelajaran tersebut siap disusun, dilanjutkan dengan pengadaan/penyiapan media pembelajaran sebagai sumber belajar dan alat  bantu dalam proses pembelajaran.
F.  Bab VI
Isi dari bab VI adalah Pembuatan Media Audio-Visual,prosedur pembuatan media audio-visual,dan proses produksi media Audio-Visual,  peralatan produksi media Audio-Visual.
Pada sub langkah-langkah produksi akan dikemukakan  secara garis besar, prosedur produksi media audio-visual melalui tiga tahap kegiatan yaitu:pra produksi,produksi dan pasca produksi. Dimana pra produksi merupakan tahap yang sangat penting karena menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Kalau langkah-langkah kegiatan pra produksi tidak dikerjakan dengan baik dan teliti, maka bukan mustahil media yang dihasilkan kurang cepat sasaran dan tidak efektif. Ada beberapa tahap yang harus dipahami ketika kita akan memproduksi sebuah program video. Tahapan tersebut harus dilakukan agar kita menghasilkan sebuah karya yang memuaskan dan untuk tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dari pembuatan media video. Tahap ini merupakan sentuhan akhir sebelum dimanfaatkan atau disiarkan.
Pada sub bab prosedur pembuatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya tahap pra produksi,penetapan/identifikasi program media,penyusunan garis besar isi media,penyusunan jabatan materi,penulisan naskah. Dan untuk tahap produksi langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan adalah rembuk naskah,pembentukan tim produksi,membuat story board,perhitungan dan penyusunan anggaran,pemilihan pemain,pencarian lokasi,rapat tim produksi,setting lokasi,pengambilan gambar dan suara, dan yang terakhir tahap pasca produksi sebaiknya dilakukan sebagai berikut:video editing,macam-macam editing terbagi atas linear editing dan non linear editing, Perangkat lunakediting,mixing,preview,ujicoba,revisi,produksi dan distribusi,peralatan pendukung produksi.
G. Bab VII
 Isi bab VII Pembuatan Media Audio akan membahas kriteria media pembelajaran Audio,Prosedur produksi media Audio, Peralatan produksi media audio., dan membuat media audio sederhana.
Pada sub bab kriteria media pembelajaran audio akan dibahas media audio menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk audio atau suara. Untuk menerima informasi tersebut peserta didik menggunakan indera pendengaran. Dalam membuat sebuah media audio yang menarik, perlu dipahami bagian atau elemen-elemen yang dapat diolah dan diexplorasi, yaitu unsur kata,unsur musik dan unsur efek suara.
Pada sub bab prosedur pembuatan media audio ini dapat dibagi tiga tahapan,yaitu pra produksi,produksi dan pasca produksi tetapi dengan jenis kegiatan yang agak berbeda. Untuk tahap pra produksi meliputi telaah materi dan penulisan naskah sedng untuk tahap produksi yaitu pembentukan tim produksi,rembuk naskah,pemilihan pemain,latihan rekaman,editing dan mixing,preview,dan pembuatan master dan untuk tahap pasca produksi ada tiga yakni editing dan mixing,preview,pembuatan master audio pembelajaran.
Pada bab sub bab beberapa peralatan produksi dimana peralatan produksi audio terdiri dari mikrofon,mixer console,speaker monitor,open reel,digital audio workstation dan tape recorder. Banyak jenis alat yang bisa digunakan dalam pemanfaatan media audio antara lain: phonograph(gramaphone),open reel tape, tape recorder, compact disc ,radio dan peralatan-peralatan pada laboratorium bahasa.
Pada sub bab membuat media audio sederhana akan dibahas tentang cara merekam suara dengan sound recorder dimana harus dimulai dari persiapan,prosedur perekaman,merekam suara dengan software aplikasi lain dimana banyak sekali software aplikasi pengolah audio karena ada banyak software lain diantaranya sonic foundry vegas, soundsforce, nuendo, cool edit pro 2.0 dan lain-lain.
                       
H. Bab VIII
Isi dari bab VIII Pembuatan Modul Ajar akan membahas kriteria modul ajar, prinsip penyusunan modul ajar, dan teknik penulisan modul.
Pada sub bab kriteria modul ajar akan membahas bagaimana menghasilkan modul yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Depdiknas(2008) diantaranya adalah satu self instructional yaitu mampu membelajarkan peserta didik secara mandiri. Yang kedua self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari suatu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul secara utuh. Yang ketiga stand alone atau berdiri sendiri ini modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media pembelajaran lain. Selanjutnya adaptive ini memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Modul yang adaptif  adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan smapai dengan kurun waktu tertentu. Dan yang terakhir adalah user friendly dimana modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum dan penampilan gambar dan format penyajiannya disesuaikan dengan selera peserta didik.
Pada sub bab prosedur penyusunan modul ajar menurut Widodo dan Jasmadi(2006), menyebutkan beberapa kaedah umum atau langkah-langkah kegiatan dalam proses penyusunan modul sebagai berikut: analisis kebutuhan modul, penyusunan naskah/draft modul, uji coba, vadilasi, revisi dan produksi.
Pada sub bab teknik penulisan modul ini ditujukan untuk membantu peserta didik agar bisa belajar secara mandiri tanpa tergantung pada pendidik. Agar diperoleh hasil yang baik, menarik dan mudah dipahami, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis modul yaitu: karakteristik peserta didik, maksud dan tujuan pembelajaran, identifikasi isi bahan ajar dan struktur materi pelajaran.
Bab XI
Isi bab XI Desain Bahan Ajar Multimedia akan membahas prinsip pembuatan,kriteria bahan ajar multimedia,prosedur penyusunan modul ajar,Teknik  pembuatan bahan presentasi dan Program aplikasi pembuatan multimedia.
Pada sub bab prinsip bahan ajar multimedia akan menjelaskan pengertian dari bahan ajar multimedia adalah media pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia. Dan untuk kriteria bahan ajar multimedia memiliki karakteristik tertentu dan kriteria bahan pembelajaran multimedia yang baik ditentukan oleh karakteristiknya.
Pada sub bab prosedur pembuatan bahan presentasi dimulai dengan analisis kurikulum, memilih teknologi, merancang desain, menyusun storyboarad dan mengidentifikasi dan mengumpulkan materi.
Saat ini, berbagai program aplikasi telah tersedia untuk mendukung pembuatan bahan ajar berbasis multimedia terutama bahan ajar multimedia interaktif seperti mircosoft power point, macromedia falsh, camtasia recorder, ulead pinnacle, goldwave lain-lain. Sebagaian diantaranya dapat diunduh dari internet secara bebas tanpa biaya.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.  Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat membawa informasi atau pesan dalam interaksi dalam proses pembelajaran. Penggunaan sumber belajar dan media pembelajaran merupakan suatu strategi dalam pembelajaran.
2.  Penggunaan media dalam pembelajaran tidak hanya berperan sebagai alat bantu akan tetapi juga merupakan strategi pembelajaran.
3.  Berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh,Erdgar Dale dan Thomas dalam mmidun(2009) masing-masing menbuat pengelompokkan media pembelajajaran berdasarkan pengalaman yang dialami oleh peserta didik dari proses pembelajaran.penggolongan yang dibuat oleh dale disusun dalam bagan yang dikenal dengan ”Kerucut Pengalaman Dale”.
4.  Pemilihan media menurut Gerlack dan Ely (Setyosari dan Sihkabuden,2005) adalah sebagai berikut: kesesuaian, kejelasan sajian ,kemudahanakses ,keterjangkauan, ketersediaan, kualitas,  ada alternatif,interactivitas,organisasi,kebaruan dan berorientasi siswa.
5.  Pengembangaan media pembelajaran sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan kerterbatasan persediaan media yang ada. Disamping itu, media yang dikembangkan sendiri oleh guru/pendidik dapat menghindari ketidak-tepatan karena dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing. Lebih dari itu, juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para pendidik sehingga dihasilkan prosesionalitas pendidik.
6.  Dikemukakan  secara garis besar, prosedur produksi media audio-visual melalui tiga tahap kegiatan yaitu:pra produksi,produksi dan pasca produksi. Dimana pra produksi merupakan tahap yang sangat penting karena menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Kalau langkah-langkah kegiatan pra produksi tidak dikerjakan dengan baik dan teliti, maka bukan mustahil media yang dihasilkan kurang cepat sasaran dan tidak efektif. Ada beberapa tahap yang harus dipahami ketika kita akan memproduksi sebuah program video. Tahapan tersebut harus dilakukan agar kita menghasilkan sebuah karya yang memuaskan dan untuk tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dari pembuatan media video. Tahap ini merupakan sentuhan akhir sebelum dimanfaatkan atau disiarkan.
7.  Untuk menghasilkan modul yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Depdiknas(2008) diantaranya adalah satu self instructional yaitu mampu membelajarkan peserta didik secara mandiri. Yang kedua self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari suatu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul secara utuh. Yang ketiga stand alone atau berdiri sendiri ini modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media pembelajaran lain. Selanjutnya adaptive ini memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Modul yang adaptif  adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan smapai dengan kurun waktu tertentu. Dan yang terakhir adalah user friendly dimana modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum dan penampilan gambar dan format penyajiannya disesuaikan dengan selera peserta didik.
8.  Untuk menerima informasi tersebut peserta didik menggunakan indera pendengaran. Dalam membuat sebuah media audio yang menarik, perlu dipahami bagian atau elemen-elemen yang dapat diolah dan diexplorasi, yaitu unsur kata,unsur musik dan unsur efek suara.
9.  bahan ajar multimedia adalah media pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia. Dan untuk kriteria bahan ajar multimedia memiliki karakteristik tertentu dan kriteria bahan pembelajaran multimedia yang baik ditentukan oleh karakteristiknya.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1.    memperluas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.    Mengatasi keterbatasan ruang,waktu dan daya indera.
3.    Penggunaan media pendidikan secara cepat tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
4.    Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.
Taksonomi Menurut Rudy Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media pembelajaran tiga unsur pokok, yaitu suara,visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis da simbol. Disamping  itu, Bretz membedakan antara media siar dan media rekam sehingga terdapat 8 klasifikasi media:  Media audio visual gerak,Media audio visual diam, Media audio semi-gerak, Media visual gerak, Media visual diam, Media semi-gerak,Media audio dan Media cetak.
Pernyataan ini dijelaskan dalam buku “Media Pendidikan pengertian, Pengembnagan dan Pemanfaatanya” yang ditulis oleh Dr.Arief S. Sadiman, M.Sc.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R.,Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., and Mayer, R.E.et al (edn), (2001), A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of  Educational Objectives,Longmann New York.
Arsyad,A., (2007),Media Pendidikan,PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Briggs , L.J. (ed) (1977),Instructional Design:Principles and Applications Technology and  The Rand Coperation, USA.
Budiman, R., (2008). Media Pembelajaran. Materi Diklat Terakreditasi Guru SD Semester 2. PPPPTK TK dan PLB, Bandung.
Dale, E.,(1969),Audio Visual Method in Teaching,Dyden Press,New York.
Dr. Arief S. Sadiman, M.S.c. (2012). Media pendidikan Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatanya. PT.Rajagrafindo Persada.Jakarta.
Dr.rer.nat.H.Rayandra Asyhar.Msi.(2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Tim GP Press.Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, (2008), Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Dikmenun, Depdiknas Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasioanal, (2003), Buku Pedoman Penulisan Modul, Direktorat Pendidikan Menegah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menegah, Jakarta.
Midun, Hendrikus, (2009), Sumber Dan Media Pembelajaran, Bahan Ajar, Prodi PGSD STKIP Santa Paulus Ruteng Flores, NTT.
Tugas Individu
MK. Media  Pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar