Rabu, 21 Desember 2016

pendidikan kertosono ( SD AR RAHMAN KERTOSONO )



puisi untuk ibu





TAK TERGANTI
karya mama khanza

Ketika kupandang lekat pada sudut matamu
Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku tahu disana banyak tersimpan air mata untuk kami anakmu

Air mata yang telah kami lakukan
Ibu
Kamu selalu berharap kami anakmu yang kan jadi nomor satu
Namun sering kali kami melawan dan melalaikan perintahmu

Kami selalu membuatmu bersedih
Mulai sekarang aku bertekad untuk menghapusair matamu...
dan menggantinya dengan canda dan tawa

Terima kasih Ibu
Kau takkan pernah tergantikan di dalam hati kami anakmu

adek cha cha yang gendut






Minggu, 18 Desember 2016

mewarnai ikan bersisik


mewarnai burung dara



Tumbuh kembang bayi usia 3 bulan: Kemampuan motorik
  • Refleks bawaan lahir seperti refleks kaget yang diperlihatkannya pada beberapa bulan awal biasanya berangsur-angsur hilang sekarang.
  • Otot lehernya bertambah kuat dan bisa menopang kepalanya tanpa atau hanya sedikit terhuyung-huyung pada posisi tegak.
  • Pertumbuhan bayi 3 bulan - Tubuh bagian atas sudah cukup kuat untuk menopang kepala dan dadanya dengan tangan pada waktu ditengkurapkan.
  • Mulai bisa menjulurkan kaki dan menendang.
  • Menunjukkan tanda-tanda awal koordinasi mata dan tangan - membuka dan menutup tangan, memukul ke arah mainan warna warni yang berjuntai, meraih mainan atau giring-giring sekilas,bermain dengan tangan dan memasukkan tangan ke mulut.
  • Ia bahkan mungkin mulai menyadari bahwa ia bisa membuat suara dengan menggerakkan giring-giring nyaman. Ini merupakan awal pemahaman bayi akan hubungan sebab akibat.
Perkembangan bayi 3 bulan: Tidur
  • Tumbuh kembang bayi usia 3 bulan dalam hal sistem saraf semakin sempurna dan lambungnya sudah bisa menerima lebih banyak susu. Hal ini memungkinkan bayi anda untuk tidur lebih lama antara enam sampai tujuh jam dalam satu waktu, yang berarti juga anda bisa tidur lebih nyenyak di waktu malam.
  • Jadwal tidur siangnya juga harusnya lebih teratur sekarang. Kebanyakan bayi 3 bulan akan tidur sebentar sekitar 1 1/2 sampai 2 jam beberapa kali dalam sehari.
Pertumbuhan bayi usia 3 bulan: Indera
  • Perkembangan bayi umur 3 bulan dalam hal indera pendengaran dan penglihatan juga semakin sempurna. Bayi 3 bulan menengok dan tersenyum ke arah suara orang tuanya dan senang mendengar semua jenis musik.
  • Bayi 3 bulan masih lebih senang melihat warna-warna yang tajam dan kontras seperti mainan berwarna terang.
  • Raut wajah juga sangat menarik hati bayi 3 bulan. Tatap bayi anda dan ia akan balas menatap mata anda.
Tumbuh kembang bayi usia 3 bulan: Komunikasi
  • Di usia 3 bulan, bayi mulai memperlihatkan kemampuan sosialnya. Ia mulai berinteraksi dengan orang dan tersenyum untuk kesenangan (senyum sosial).
  • Bayi 3 bulan makin jarang menangis, biasanya tidak lebih dari 1 jam per hari. Jika bayi anda menangis berlebihan dan anda mencemaskan pertumbuhan bayi usia 3 bulan anda, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter anak anda karena penyebabnya mungkin kolik atau masalah medis lainnya. Pelajari juga Makna Tangisan Bayi.
  • Bayi mulai berceloteh dan dan membuat suara vokal seperti "oh" dan "ah".
Perawatan bayi 3 bulan: Tidur
  • Kadang-kadang bayi akan terbangun beberapa saat dan tertidur kembali. Jika bayi anda terbangun tengah malam biarkan dulu 30 detik sebelum menanganinya agar bayi belajar untuk tidur kembali sendiri.
  • Jika bayi tidak berhenti menangis karena lapar atau popoknya basah, sebisa mungkin beri susu atau ganti popoknya dalam keadaan gelap agar ia gampang tertidur kembali. Lambat laun bayi anda akan mengerti kalau malam adalah waktunya tidur.
Perawatan bayi usia 3 bulan: Berkomunikasi dengan bayi anda
  • Libatkan buah hati anda dalam percakapan dengan meresponi suaranya dan ceritakan apa yang sedang anda kerjakan seperti "Mama ganti popoknya ya," atau "Ayo buka baju" dsbnya. Bayi anda akan mendengar suara anda dengan seksama dan memperhatikan ekspresi wajah anda pada saat anda berbicara. Lambat laun ia akan membuat suara dan gerak isyaratnya sendiri.
Setiap bayi berbeda satu sama lain. Jangan kuatir jika bayi anda melewatkan milestone tertentu, terutama bila bayi anda lahir prematur. Namun, segera konsultasikan dengan dokter anak anda jika anda kuatir dengan perkembangan bayi usia 3 bulan anda atau bila pada usia 3 bulan bayi anda belum bisa merespon suara, mengikuti orang atau objek dengan matanya, tersenyum atau mencoba meraih objek.


Kamis, 15 Desember 2016


Sunan Ampel

Nama Tokoh   : Sayyid Ali Rahmatullah (Raden Rahmat)
Lahir                : Tahun 1401 Masehi
Nama Ayah     : Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
Nama Ibu        : Dewi Chandrawulan
Meninggal       : Tahun 1478 Masehi
Latar Belakang Sunan Ampel
Sunan Ampel dilahirkan di negeri Champa (Sepanjang pantai Vietnam). Negeri Champa diketahui berdiri pada tahun 192 Masehi. Sampai sekarang masih ada komunitas masyarakat Champa di Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia dan Pulau Hainan (Tiongkok). Ayah Sunan Ampel merupakan Sunan Gresik yaitu keturunan Syekh Jamalluddin Jumadil Kubra atau seorang Ahlussunnah bermazhab syafi’i. Syekh Jamalluddin merupakan ulama yang berasal dari Samarqand, Uzbekistan. Samarqand merupakan daerah dilahirkannya Ulama-Ulama besar. Salah satunya adalah Imam Bukhari yang dikenal sebagai pewaris hadist yang shahih.
Kisah Perjuangan Sunan Ampel
Pada suatu waktu, Kerajaan Majapahit digeluti oleh masa yang suram karena banyak adipati dan bangsawan yang berpesta wanita dan berjudi. Prabu Brawijawa sebagai raja merasa sedih mengetahui keadaan kerajaan kacau seperti itu. Lalu istri Prabu mengusulkan mendatangkan seseorang yang mampu mengatasi masalah-masalah seperti itu, yaitu keponakannya sendiri Sayyid Ali Rahmatullah. Akhirnya raja menyetujui mendatangkan keponakan istrinya tersebut.
Setelah Majapahit mengirim utusan untuk menjemput Sayyid Ali Rahmatullah, tibalah Sayyid bersama ayah dan kakaknya di tanah Jawa. Namun mereka berpisah selama diperjalanan. Ayah dan kakaknya berhenti di daerah Tuban untuk beristirahat dan berniat berdakwah didaerah tersebut. Kemudian Sayyid tetap melanjutkan perjalanan dan akhirnya tiba di Majapahit. Sambutan yang hangat dari Prabu Brawijaya menghampiri Sayyid. Setelah Sayyid melepas lelah, Prabu menjelaskan sebab Sayyid dipanggil ke Majapahit. Kemudian Sayyid memahami dan sanggup menjalankan tugas dari Prabu Brawijaya. Setelah menerima tugas dari Prabu, Sayyid diberi sebuah tempat untuk mendidik bangsawan dan adipati. Kemudian Sayyid dijodohkan dengan putri Prabu yaitu Dewi Condrowati. Sehingga Sayyid Ali menjadi pangeran kerajaan Majapahit karena menjadi menantu Prabu Brawijaya. Karena dalam keluarga kerajaan Majapahit menyebut pangeran dengan sebutan “Raden”, maka Sayyid Ali Rahmatullah dikenal dengan Raden Rahmat. Raden Rahmat segera mendidik dan menyadarkan para bangsawan dan adipati menuju ke jalan yang benar. Setelah berbagai cara dilakukan, akhirnya Raden Rahmat berhasil dan melanjutkan niatnya untuk berdakwah dalam masyarakat. Tentu Raden Rahmat diterima masyarakat dengan baik karena telah menyadarkan Adipati dan bangsawan di kerajaan Majapahit.
Saat melaksanakan dakwah di lingkup masyarakat, Raden bertemu dengan dua tokoh masyarakat yang mau menjadi pengikut Raden Rahmat. Yaitu Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning. Raden memanfaatkan keadaan ini untuk dakwah bersama dua tokoh ini. Sehingga sangat mudah bagi Raden Rahmat untuk mengajarkan ilmu-ilmu Islam. Saat Raden Rahmat berjalan menyusuri desa, Raden tiba di sebuah tempat yang kosong. Raden segera membangun masjid untuk beribadah bagi masyarakat. Daerah tersebut dikenal dengan Ampeldenta. Karena Raden Rahmat diberi kekuasaan di daerah tersebut, Raden Rahmat akhirnya dikenal dengan Sunan Ampel.
Cara Berdakwah Sunan Ampel
Cara yang ditempuh Sunan Ampel sangat singkat dan cepat, antara lain adalah dengan dikenalnya falsafah Moh Limo. Falsafah tersebut yaitu :
  1. Moh Main (tidak mau berjudi).
  2. Moh Ngombe (tidak mau mabuk karena minum minuman arak).
  3. Moh Maling (tidak mau mencuri).
  4. Moh Madat (tidak mau merokok atau menggunakan narkotika)
  5. Moh Madon ( tidak mau  bermain dengan perempuan yang bukan istrinya)
Peninggalan-Peninggalan Sunan Ampel
  1. Masjid Sunan Ampel
  2. Pusaka-Pusaka Sunan Ampel
  3. Keris Setan Kober










Sunan Drajat

Nama Tokoh   : Raden Qasim (Raden Syarifudin)
Lahir                : Tahun 1470 Masehi
Nama Ayah     : Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Nama Ibu        : Nyi Ageng Manila (Dewi Candrawati)
Meninggal       : Tahun 1522 Masehi
 Latar Belakang Sunan Drajat
Sunan Drajat merupakan putra dari Sunan Ampel yang terkenal sebagai anak yang cerdas. Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim atau juga dikenal Raden Syarifudin. Raden Qasim merupakan adik dari Sunan Bonang. Sejak kecil, Raden Qasim selalu menghabiskan waktu bermainnya di daerah asalnya yaitu Ampeldenta. Saat menginjak dewasa, Raden Qasim ingin seperti kakaknya yang telah dikirim ke Tuban untuk berdakwah. Raden selalu mempelajari semua ajaran-ajaran Islam untuk dikuasai. Setelah menguasai pelajaran Islam, Raden Qasim segera mencari tempat untuk berdakwah. Tempat yang di ambil dan dijadikan pusat kegiatan dakwahnya adalah di desa Drajat, Kabupaten Lamongan. Raden Qasim selain berdakwah juga menjadi pemegang kendali otonom kerajaan Demak kurang lebih selama 36 tahun.
Karena kerberhasilannya menyebarkan agama Islam dan mampu memakmurkan kehidupan masyarakat, Raden Qasim mendapatkan gelar Sunan Mayang Madu dari Sunan Demak pada tahun 1520 Masehi.
 Kisah Perjuangan Sunan Drajat
Raden Qasim bersama para santri menuju ke Gresik untuk melaksanakan tugas dakwah ayahnya. Sebelum sampai di Gresik, Sunan Drajat bersilahturahmi kepada Sunan Giri. Dia memberitahu kepada Sunan Giri bahwa dia diutus ayahnya untuk berdakwah di daerah pesisir utara. Sunan Giri sangat senang mendengar bahwa Raden Qasim diutus untuk berdakwah ke pesisir utara. Kemudia Sunan Giri memberikan beberapa nasehat agar kedatangannya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat pesisir utara.
Sunan Drajat kemudian melanjutkan perjalanannya. Setelah beberapa hari akhirnya Sunan Drajat sampai di pesisir pantai dan bertemu dengan nelayan yang sedang melaut. Sunan Drajat menjelaskan berbagai macam jenis ikan yang bisa dimakan dan ikan yang berbahaya jika dimakan. Setelah mendengar penjelasan dari Sunan Drajat, para nelayan akhirnya mengerti dan percaya apa yang dikatakan oleh Sunan Drajat. Disinilah Sunan Drajat mulai percaya diri untuk berdakwah di Gresik yang masih kental dengan agama Hindu.
Setelah melakukan perjalanan jauh, akhirnya Raden Qasim sampai di sebuah desa yang bernama desa Drajat. Raden Qasim kemudian menjadikan pusat dakwahnya di daerah ini.
Di desa Drajat banyak kegiatan-kegiatan islami yang membuat masyarakat Hindu penasaran dan ingin tahu apa yang dilakukan Sunan Drajat bersama santri-santrinya. Sehingga dengan kecerdasan Sunan Drajat masyarakat Hindu mempu tertarik dengan metode dakwah Sunan Drajat yang memakai tembang Pangkur sebagai andalannya.
Cara Berdakwah
  1. Menggunakan metode kesenian
Kesenian yang dipakai Raden Qasim adalah tembang Pangkur.
  1. Menggunakan filosofi sendiri
Sunan Drajat dikenal memiliki kecerdasan yang tinggi sehingga mempu membuat makna filosofi sendiri. Filosofi tersebut dikenal ke tujuh sap tangga. Berikut ini adalah bunyi filosofi :
–          Memangun resep tyasing Sasoma (selalu membuat hati orang lain senang)
–          Jroning suka kudu éling lan waspada (meski dalam suasana riang, kita harus tetap ingat dan waspada)
–          Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita-cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
–          Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan nafsu-nafsu)
–          Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita-cita luhur).
–          Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan sholat lima waktu)
–          Mènèhana teken marang wong kang wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)
  1. Terjun langsung ke masyarakat untuk mengatasi berbagai macam masalah


Sunan Muria
Nama Tokoh   : Raden Umar Said
Lahir                : –
Nama Ayah     : (Sunan Kalijaga)
Nama Ibu        : Dewi Saroh
Meninggal       : –
Raden Said merupakan putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara yang halus, ibarat mengambil ikan tanpa  membuat kotor airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk mengajarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempat tinggal Raden Said berada di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya adalah di sebelah utara kota Kudus. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, dan rakyat jelata. Beliau satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Dan beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.
Sunan Muria adalah Wali yang sakti dan kuat. Hal itu dapat dibuktikan dengan letak tempat tinggalnya yang berada diatas gunung. Tangga menuju ke atas melalu tangga bisa sampai 750 meter lebih. Keterampilan yang dimiliki Sunan Muria adalah bercocok tanam, berdagang dan melau.. Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530). Dia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah yang sangat rumit sekalipu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Pati dan Kudus.
Cara Berdakwah
Beliau berdakwah sama seperti ayahnya, yaitu memakai cara yang halus dengan membaur dengan masyarakat.
 Peninggalan-Peninggalan Sunan Muria
  1. Masjid Muria Kudus
  2. Tembang Sinom dan Kinanti



Sunan Kudus
Nama Tokoh   : Raden Ja’far Shodiq
Lahir               : Sekitar 1500 Masehi
Nama Ayah     : H. Raden Usman (Sunan Ngudung, kawasan utara Blora)
Nama Ibu        : Syarifah (Adik Sunan Bonang)
Meninggal       : 1550 Masehi
 Latar Belakang Sunan Kudus
Ja’far Shodiq belajar agama dengan ayahnya sendiri. Selain belajar dengan ayahnya, Ja’far Shodiq juga belajar kepada Kyai Telingsing dan Sunan Ampel. Kyai Telingsing merupakan ulama China yang datang ke tanah Jawa bersama Cheng Hoo. Cheng Hoo merupakan Laksamana Jendral dari China yang ingin menyebarkan agama Islam dan membuat tali persaudaraan dengan orang Jawa.
Raden Ja’far Shodiq dapat mewarisi kepribadian orang China selama berguru dengan Kyai Telingsing. Semenjak saat itu, Ja’far Shodiq memiliki kepribadian yang tekun dan disiplin dalam meraih suatu keinginan. Salah satu keinginan Raden Ja’far Shodiq adalah berdakwah menyebarkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat yang masih beragama Hindu dan Budha. Setelah selesai berguru dengan Kyai Telingsing, Raden juga berguru dengan Sunan Ampel selama beberapa tahun di Surabaya.
Kisah Perjuangan Sunan Kudus
Ayah Raden Ja’far Shodiq merupakan pemimpin pasukan Majapahit. Ayah Sunan Kudus juga menjadi Senopati Demak yang dijuluki sebagai Sunan Ngudung. Namun, Sunan Ngudung gugur dalam pertempuran yang sengit antara pasukannya dengan Raden Husain atau Adipati Terung dari Majapahit. Sunan Kudus akhirnya menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Senopati Demak.
Walau menjadi Senopati di Demak, Raden Ja’far Shodiq tetap melanjutkan dakwahnya di daerah Kudus dan sekitarnya. Perjuangan Raden Ja’far Shodiq dalam dakwahnya adalah mengutamakan sikap tenang dan cara yang halus. Cara tersebut ditempuhnya agar masyarakat tidak terpaksa untuk menerima ajaran-ajaran yang diberikan Ja’far Shodiq. Ja’far Shodiq juga seorang ulama yang suka mengembara. Beliau pernah mengembara sampai ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Ketika Sunan Kudus berada di Mekkah, ada seorang penguasa mencari orang yang mampu menghilangkan wabah penyakit pada saat itu dengan imbalan sebuah hadiah. Sayangnya banyak Ulama yang gagal untuk menghentikan wabah tersebut. Setelah Ja’far Sodiq mendengar kabar tersebut, Beliau menghadap penguasa itu.
Kemudian Sunan Kudus dipersilahkan melaksanakan niatnya. Akhirnya Sunan Kudus berdoa dan membaca amalan-amalan ditempat tersebut. Tidak lama kemudian wabah penyakit tersebut langsung hilang. Bahkan warga yang sakit karena wabah tersebut tiba-tiba sembuh dengan cepat.

 Cara Berdakwah
Dalam menyampaikan dakwah, Raden Ja’far Shodiq juga menerapkan strategi dakwah yang diterapkan Sunan Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati.
Selain mempunyai strategi yang sama, Sunan Kudus juga mempunyai strategi tersendiri dalam berdakwah, antara lain :
  1.  Mendekati Masyarakat Hindu
Cara ini sangat sulit dilakukan karena masyarakat Hindu masih memegang teguh kepercayaan mereka. Tapi cara ini tetap dilakukan agar Masyarakat Hindu masuk ke agama Islam. Sunan Kudus mengajarkan toleransi yang tinggi dalam agama Islam kepada masyarakat Hindu. Sehingga umat Hindu tertarik untuk masuk ke agama Islam. Ajaran toleransi tersebut adalah menghormati sapi yang dikramatkan oleh umat Hindu. Selain itu, Sunan Kudus juga membangun menara masjid yang hampir sama dengan bangunan candi Hindu.
  1. Mendekati Masyarakat Budha
Setelah Masjid dibangun, Sunan Kudus membuat sebuah tempat wudhu yang berbentuk pancuran sebanyak delapan buah. Setiap pancuran diberi arca Kebo Gumarang yang dihormati umat Budha. Setelah umat Budha melihat arca tersebut, mereka penasaran dan masuk ke area masjid. Setelah masuk ke masjid, mereka terpengaruh dengan penjelasan Sunan Kudus. Akhirnya mereka masuk ke agama Islam.
  1. Mengubah Inti Ritual Mitoni (Selametan)
Acara Selametan Mitoni merupakan acara yang sejak dulu disakralkan oleh masyarakat Hindu-Budha. Inti dari acara Mitoni adalah bersyukur atas dikaruniai seorang anak. Namun, masyarakat Hindu-Budha dulu tidak bersyukur kepada Allah SWT, melainkan kepada patung-patung dan arca. Disinilah tugas Sunan Kudus untuk meluruskan inti dari acara tersebut. Sunan Kudus tidak menghapus Selametan dalam kebiasaan masyarakat. Tapi, Sunan kudus meluruskan acara mitoni menuju ke arah Islami.
Peninggalan-Peninggalan Sunan Kudus
  1. Masjid dan Menara Kudus
  2. Keris Cintoko
  3. Dua tombak Sunan Kudus
  4. Tembang Asmaranda
Sunan Bonang
Nama Tokoh   : Syekh Maulana Makdum Ibrahim (Raden Makdum Ibrahim) Lahir                : Tahun 1465 Masehi Nama Ayah     : Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) Nama Ibu        : Nyai Ageng Manila (Dewi Condrowati) Meninggal       : Tahun 1525 Masehi
Latar Belakang Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan putra dari Sunan Ampel yang diberi perintah untuk melaksanakan dakwah mengajarkan agama Islam di daerah Rembang, Lasem dan daerah Tuban.
Raden Makdum dipercaya Sunan Ampel untuk menjadi wali yang besar suatu saat nanti. Sehingga Raden Makdum dilatih sejak kecil dalam masalah agama Islam oleh Ayahnya. Berkat ilmu yang ditularkan oleh ayahnya, Raden Makdum Ibrahim sudah mulai berdakwah pada usia remaja di negeri Pasai bersama Raden Paku. Selain mereka berdakwah di negeri Pasai, mereka juga berguru kepada beberapa Ulama Tasawuf besar di negeri Pasai.
Kisah Perjuangan Sunan Bonang
Setelah mereka berguru di negeri Pasai, Raden Makdum dan Raden Paku pulang ke tanah Jawa. Setelah sampai di tanah Jawa, mereka berpisah menuju daerahnya masing-masing. Raden Paku kembali ke Gresik dan mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri. Sehingga Raden Paku dikenal dengan sebutan Sunan Giri.
Raden Makdum akhirnya melanjutkan perintah ayahnya untuk berdakwah di daerah Rembang, Tuban dan Lasem. Perjuangan Sunan Bonang tidak terlalu sulit karena masyarakat langsung menerima ajaran yang diajarkan oleh Raden Makdum. Strategi yang dipakai Raden Makdum adalah menggunakan media kesenian untuk berdakwah.
Raden Makdum selalu berdakwah walau usianya sudah tua. Sehingga suatu saat berdakwah di Pulau Bawean Sunan Bonang meninggal dunia. Kabar ini langsung disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Jawa. Murid-murid asuhan Sunan Bonang berdatangan dan memberikan penghormatan terakhir untuk Sunan Bonang.
Beliau hendak dimakamkan di daerah Bawean atas keinginan murid-murid Sunan Bonang yang berasal dari Bawean. Tapi murida yang berasal dari Madura meminta agar Sunan Bonang dimakamkan didekat makam ayahnya, yaitu Sunan Ampel di Surabaya. Bahkan murid dari Madura tidak mau kalah dalam mengasuh jenazah Sunan Bonang. Jenazah yang sudah dibungkus dari Bawean akhirnya dibungkus lagi dengan kain kafan dari Surabaya.
Namun pada malam hari murid dari Madura dan Surabaya memakai ilmu Sirep untuk membuat ngantuk orang-orang Bawean dan Tuban. Saat mengangkut jenazah Sunan Bonang ke kapal, kain kafan yang satu tertinggal di Bawean. Kemudian kapal berlayar menuju Surabaya. Tapi saat di perairan Tuban, kapal tidak bisa bergerak. Sehingga jenazah Sunan Bonang dimakamkan di Tuban, yaitu sebelah barat Masjid Jami’ Tuban.
Sementara itu, kain kafan yang tertinggal di Bawean juga ada jenazah Sunan Bonang. Orang-orang Bawean pun mengebumikan jenazah Sunan Bonang dengan khidmat.
Dengan terjadinya hal seperti itu, jenazah Sunan Bonang dinyatakan ada dua. Inilah bukti kekuasaan Allah atas segalanya. Beliau diberi kelebihan dari Allah dengan memiliki dua jenazah sehingga tidak ada permusuhan diantara murid Sunan Bonang.
Cara Berdakwah
  1. Menerapkan Kebijaksanaan dalam Berdakwah
  2. Menggunakan Media Karya Seni untuk Berdakwah
Musik merupakan media yang dilakukan Sunang Bonang untuk menyampaikan teori-teori Islam kepada masyarakat. Alat musik yang digunakan Sunan Bonang berupa gamelan yang diberi nama Bonang.
Beliau membunyikan alat musiknya sangat merdu dan menarik simpati setiap orang yang mendengarnya. Sehingga Sunan bonang tinggal mengisi ajaran-ajaran Islam kepada mereka.
  1. Menggunakan Media Karya Sastra untuk Berdakwah
Sunan Bonang juga menciptakan sebuah karya sastra yang disebut Suluk. Sehingga karya sastra tersebut dianggap sebagai karya sastra yang sangat hebat sampai sekarang. Karya sastra tersebut disimpan di Universitas Leiden, Belanda.











Sunan Giri

Nama Tokoh   : Raden ‘Ainul Yaqin ( Raden Paku)
Lahir                : Blambangan, 1442 Masehi
Nama Ayah     : Maulana Ishaq
Nama Ibu        : Dewi Sekardadu
Meninggal       : –
 Latar Belakang Sunan Giri
Raden Paku merupakan putra dari seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah yang menikah dengan Dewi Sekardadu. Dewi Sekardadu adalah putri Prabu Menak Sembuyung sang penguasa wilayah Blambangan. Kelahiran Raden Paku diangap membawa petaka berupa wabah penyakit di wilayah Blambangan, Pasai. Sehingga Dewi dipaksa Prabu Menak Sembuyung (ayahnya) untuk membuang Raden Paku yang masih bayi. Dewi Sekardadu akhirnya membuang putranya ke Selat Bali.
Kemudian Raden Paku ditemukan oleh sekelompok awak kapal, yaitu Sabar dan Sobir. Bayi tersebut dibawa ke daerah Gresik. Saat tiba di Gresik, Raden Paku  diangkat menjadi anak dari saudagar kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, Raden Patah saat itu dinamakan Joko Samudra.
Ketika masa remaja, Joko Samudra diperintahkan oleh ibunya untuk berguru kepada Sunan Ampel. Setelah tidak lama mengajar Raden Paku, Sunan Ampel mengetahui siapa Joko Samudra yang sesungguhnya. Sehingga Joko Samudra bersama Sunan Bonang dikirim menuju Pasai untuk mendalami ajaran Islam. Setelah sampai di Pasai, mereka diterima oleh Maulana Ishaq yaitu ayah Joko sendiri. Disinilah Joko Samudra mengetahui nama dia yang sesungguhnya, yaitu Raden Paku. Raden Paku juga mengetahui asal mula kenapa dia dibuang dari Blambangan.
 Kisah Perjuangan Sunan Giri
Setelah tinggal di Pasai selama tiga tahun, Raden Paku dan Sunan Bonang dipersilahkan kembali ke tanah Jawa. Ayahnya memberikan sebuah bungkusan kain kecil yang berisi tanah. Ayah Raden Paku berpesan kepada anaknya untuk membangun sebuah pesantren di Gresik dengan mencari tanah yang sama persis dengan tanah yang ada di bungkusan itu. Akhirnya Mereka berdua kembali ke tanah Jawa dan melaporkan semua pembelajarannya kepada Sunan Ampel. Lalu Sunan Ampel memerintahkan Sunan Bonang untuk berdakwah di Tuban, sedangkan Raden Paku diperintahkan untuk pulang ke Gresik.
Setelah tiba di Gresik, Raden Paku mendirikan sebuah pesantren. Raden Paku memulai perjalanannya mencari tempat yang cocok untuk membangun pesantren sesuai pesan ayahnya. Setelah berjalan jauh, Raden Paku sampai di sebuah tempat yang sejuk dan membuat hatinya damai. Dia mencocokkan tanah yang dibawa dengan tanah ditempat itu. Ternyata hasilnya sama persis. Kemudian Raden Paku mendirikan sebuah pesantren di tempat tersebut. Desa tersebut bernama desa Sidomukti. Karena pesantren terletak di dataran tinggi, maka pesantren tersebut diberi nama Pesantren Giri. Karena Giri bermakna sebagai gunung (dataran tinggi).
Atas berkat dukungan istri-istri Raden Paku dan ibunya, pesantren Giri bisa terkenal sampai ke seluruh nusantara hanya dalam waktu 3 tahun. Raden Paku memiliki 2 orang istri yaitu Dewi Murtasiha (Putri dari Sunan Ampel) dan Dewi Wardah (Putri Ki Ageng Bungkul).
Atas terkenalnya pesantren Giri, banyak murid-murid baru masuk ke pesantren Giri. Hal ini membuat semakin mudah Sunan Giri untuk berdakwah.
Sunan Giri sangat berpengaruh besar bagi kerajaan Islam di Jawa maupun di luar Jawa. Sunan Giri juga mendirikan sebuah kerajaan yang diberi nama Giri Kedaton. Giri Kedaton atau Kerajaan Giri bertahan selama 200 tahun. Setelah Sunan Giri meninggal, beliau digantikan keturunannya yaitu :
  1. Sunan Dalem
  2. Sunan Sedomargi
  3. Sunan Giri Prapen
  4. Sunan Kawis Guwa
  5. Panembahan Ageng Giri
  6. Panembahan Mas Witana Sideng Rana
  7. Pangeran Singonegoro (bukan keturunan Sunan Giri)
  8. Pengeran Singosari
Pangeran Singosari ini berjuang keras mempertahankan Giri Kedaton dari serangan Sunan Amangkurat II dengan bantuan dari VOC dan Kapten Jonker. Akhirnya perjuangan Pangeran Singosari membuahkan hasil yang tidak terlalu buruk. Sesudah pangeran Singosari wafat pada tahun 1679 Masehi, lenyap sudah kekuasaan Giri Kedaton. Walaupun lenyap, Sunan Giri tetap dikenang sebagai Ulama Besar Wali Songo sepanjang masa.
 Cara Berdakwah
Sunan Giri berdakwah melalui cara ceramah-ceramah di masyarakat dan di pesantren Giri. Selain ceramah, beliau juga menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam melalui permainan tradisional anak-anak, seperti Jelungan dan Cublak Suweng.

Jumat, 03 Juni 2016

IBU YANG BAIK ADALAH YANG MELAHIRKAN KETURUNANNYA YANG BAIK

Berkenaan pendidikan anak-anak, Islam pertama-tama menganjurkan agar hendaknya setiap orang mukmin memilih teman hidupnya seorang yang baik agar berkat pengaruhnya, keturunannya akan menjadi orang-orang yang baik pula.
Rasulullah saw bersabda:


”Ada empat sebab orang memilih teman hidupnya. Sebagian orang memilih sebab harta-bendanya. Sebagian lagi sebab keturunannya. Sebagian lagi sebab tertarik oleh kecantikannya. Dan sebagian lagi memandang penting akhlak dan agamanya. Hendaknya engkau selalu mengutamakan akhlak dan agamanya. Kalau tidak tanganmu akan dikotori oleh lumpur” (Bukhari, Muslim, dan Misykaat hal. 267)

Semenjak bumi ini diciptakan hingga kini, tidak ada sarana lain untuk mendapatkan keturunan yang saleh selain seorang ibu yang mukhlis lagi berbudi luhur, Di sinilah tampak ciri khas kesempurnaan agama Islam. Islam mengatur pendidikan anak-anak jauh sebelum anak lahir ke bumi. Islam memerintahkan jika seorang mukmin ingin mempunyai keturunan yang saleh, ia hendaknya memilih calon istrinya seorang wanita yang beragama serta berakhlak. Sebab jika ia salah pilih maka penyesalanlah yang akan diterimanya seumur hidup.

Di dalam nasehat diatas tersembunyi hikmah, sebagaimana sebuah ladang yang subur tanahnya berpengaruh kepada hasil panennya, demikin pula halnya seorang ibu membekaskan pengaruh pada pembawaan akhlak serta perangai anak-anaknya. Sesudah anak lahir, pendidikan ibu pada prakteknya amat besar bekasnya. Ya, benar si ayah pun mempunyai andil dalam mendidik anak. Akan terapi, dibanding dengan jerih payah sang ibu peran ayah jauh sekali dibandingkan dengan ibu. Selama masih bayi dari ibunyalah ia menghirup kelezatan air susu ibu. Dirangkulan ibunyalah ia menikmati ketentraman. Siang malam ia senantiasa berada disamping ibu. Kepada ibulah ia bertutur. Kepada ibu ia merengek-rengek meminta sesuatu. Kepada ibu ia mencari jalan penyelesaian dalam suatu masalah. Dari mulut ibu ia mendengar kata-kata mesra. Sekali-kali ibu memarahinya, tetapi tak urung ia kembali kepada ibu dan bergelantung padanya. Ia memperhatikan setiap tingkah-laku ibu. Pendek kata, seorang anak merupakan bagian wujud seorang ibu.

Perhubungan antara ayah dan anak yang kesempatannya jarang, lagi pula kaku itu, jika dibandingkan dengan perhubungan antara ibu dan anak selama dua puluh empat jam yang mesra lagi erat, boleh dikatakan seolah-olah tidak berarti belaka. Karena itulah Rasulullah saw bersabda:

“Sorga terletak di bawah kaki ibu”

Maksud ucapan itu ialah, jika sang ibu seorang yang mukhlis, maka perhubungannnya yang erat siang malam itu akan menuntun anaknya langsung ke sorga. Dengan jalan berkhidmat kepada ibu terbuka baginya jalan menuju sorga.

Saya telah memperhatikan keadaan ribuan rumah tangga dan dengan diam-diam mengamati peri kehidupan mereka, maka di mana ratu rumahtangganya seorang wanita yang baik, di sana rata-rata 80% dari keluarga semacam itu terdiri atas anak-anak yang baik. Keadaan itu ada kekecualinnya, jika anak itu setelah menjadi besar berubah menjadi tidak baik, disebabkan oleh pengaruh buruk pergaulan mereka. Begitulah kehendak kodrat alam yang tak berubah-ubah dan mengenainya junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. Bersabda

“Hendaklah engkau selalu mengutamakan akhlak dan agama (wanita yang akan engkau kawini). Kalau tidak, tanganmu akan dikotori oleh lumpur,”

Walhasil, rahasia pertama mendidik itu disini. Seseorang yang memilih jodohnya seorang wanita dengan mengutamakan kecantikan paras mukanya, kebangsawanannya, dan kekayaan hartanya belaka, ia tak ubahnya seperti berlari-lari mengejar sesuatu yang tidak kekal. Oleh karena itu, dianjurkan agar lebih baik memilih seorang wanita yang beragama dan berakhlak. Jika seseorang mendapatkan seorang istri yang beragama dan si samping itu dimilikinya pula nikmat-nikmat tambahan (berupa kecantikan, harta, dan keturunan) itu, ia tak ubahnya laksana memiliki sebutir mutiara. Akan tetapi, dasar utamanya untuk memperoleh keturunan yang baik adalah terletak pada kecondongan sifat istri kepada agama dan keelokan budi pekerti. Selain itu, seorang istri yang mukhlis bahkan merupakan sumber ketentraman kalbu dan kedamaian pikiran bagi sang suami dan membuat rumah tangga bagaikan sorga dunia.  


Sumber: Hadhrat Mirza Bashir Ahmad, MA, Dasar-Dasar Pendidikan Bagi Jemaat, Bandung: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1998.

Selasa, 17 Mei 2016

Dear suamiku sayank



Dear suamiku sayank
Sungguh tak pernah henti ku ucapkan beribu syukur kepadamu wahai Allah tuhanku yang telah menyatukanku dengan dia.
Bidadara setampan apapun sudah lagi tak bisa menggoyahkan rasa cintaku pada suamiku.
Sungguh Allah ku ingin selalu berdzikir berucap terimakasih padamu Tuhan karna engkau semakin menumbuhkan cintaku pada suamiku yang semakin hari semakin bertambah.
Apalagi sebentar lagi akan hadir malaikat kecil hadiah darimu Allah.
Dan ku berjanji akan selalu mencintai anak dan suamiku hanya karna mengharap ridlomu wahai Gusti Allah