Senin, 13 April 2015

Al-Qur'an dan Hadits








Mencintai Al-Qur'an dan Hadits

MENCINTAI AL-QUR’AN DAN HADITS
Mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban bagi setiap muslim. Rosululloh SAW pernah bersabdayang artinya “Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mau mengajarkannya.Text Box: Standar Kompetensi
Mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan cara mencintai Al-Qur’an dan Hadits
2. Menjelaskan perilaku orang yang mencintai Al-Qur’an dan hadits
3. Menerapkan perilaku mencintai Al-Qur’an dan hadits dalam kehidupan
Iman kepada kitab-kitab Alloh merupakan salah satu pokok kepercayaan dalamislam.pengakuan iman seseorang tidaklah berarti tanpa meyakini keberadaan Al-Qur’an. Disamping beriman kepada Al-Qur’an, setiap muslim wajib beriman kepada rosul-rosul Alloh (termasuk Hadits nabi Muhammad saw). Kecintaan kepadaAl-Quran dan Hadits harus dapat di buktikan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Cara mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Mencintai berarti merasa senang terhadap yang dicintai. Rasa senang itu tentunya akan terwujud dalam perbuatan yang nyata.

1.   Pengertian Mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Cinta berarti selalu mengingat dan memikirkan dalam hati, kemudian terwujud dalam tindakan nyata. Orang yang mencintai sesuatu, hatinya akan selalu mengingat dan memikirkannya. Dia akan rela berkorban untuk sesuatu yang dicintainya.
Al-Qur’an dan Hadits adalah dua sumber utama dalam hokum islam. Setiap orang islam hrus mencintai keduannya karena dengan demikian dia akan selamat,baik di dunia maupun di akherat. Orang yang mencintai Al-qur’an dan hadits, dia akan selalu mengutamakan keduanya diatas yang lain. Kecintaan terhadap AlQur’an dan Hadits akan membuatnya selalu ingin mengetahui lebih dalam ajaran yang terdapat di dalamnya.
2.   Perintah mencintai Al-Qur’an dan hadits
Sebagai orang muslim mencintai Al-Qur’an dan Hadits adalah suatu kewajiban. Perintah mencintai Al-Qur’an dan hadis banyak kita jumpai, baik dalm Al-Qur’an maupun dalam hadits. Berikut ini beberapa dalil yng memerintahkan kita untuk mencintai Al-Qur’an dan Hadits.
Katakanlah (Muhammad). “Jika kamu mencintai Alloh, ikutilah aku niscaya Alloh mencintaimu dan menghapus dosa-dosamu.” Alloh Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. Ali ‘Imron/3:31)
Ayat tersebut menyebutkan bahwa orang yang mencintai Alloh, haruslah mengikuti nabi Muhammas SAW.orang yang mencintai Alloh, berarti dia mencintai Al-Qur’an sebagai kalam-Nya. Diapun harus mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw sebagai penerima wahyu Al-Qur’an. Mengikuti nabi Muhammad saw berarti menerima dan mencintai hadits sebagai ajaran-ajaran beliau.
Rosululloh saw pernah berpesan kepada umatnyaagar senantiasa berpegang pada Al-Qur’an dan hadits. Dengan berpegang kepada keduanya, umat islam tidak akan tersesat baik di dunia maupun dalam akhirat. Rosululloh bersabda sebagai berikut:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اًمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ . (رواه مالك)
“ Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Alloh (Al-Qur’an) dan sunah Nabi-Nya (Hadits). (H.R. Malik dari Umar bin Khottob No. 1935)
Sebuah Hadits yang diriwayatkan imam al-Bukhari, nabi Muhammad saw menyatakan bahwa untuk mencapai kenikmatan iman ada beberapa syarat. Syarat pertama adalah mencintai Alloh (Al-Qur’an) dan Rosul-Nya (Hadits) melebihi kecintaanya kepada yang lain. Seperti dalam Hadits berikut
“Ada tiga hal yang barang siapa mencapainya, dia akan merasakan nikmatnya iman : AllohAlloh dan Rosul-Nya dia cintai melebihi segala-galanya, mencintai orang lain hanya karena Alloh, dan membenci kekafiran sebagaimana dia kebenciannya dimasukkan kedalama api neraka. (H.R. al-Bukhori dari Anas bin Malik No.15)
3.   Bentuk-Bentu Mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Mencintai Al-Qur’an dan hadits dapat diwujudkandalam beberapa bentuk, antara lain :
a.    Berusaha memiliki kitab Al-Qur’an dan Hadits meskipun harus menyisihkan uang saku ;
b.   Memiliki kemauan untuk dapat membaca al-Qur’an dan Hadits secara benar meskipun harus mengeluarkan biaya;
c.    Memiliki kemauan yang sunguh-sungguh untuk dapat memahami isi Al-Qur’an dan hadits secara benar;
d.   Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu yang mempelajari Al-Qur’an dan Hadits;
e.    Tidak suka apabila ada pihak lain yang merendahkanatau menghina Al-Quran dan Hadits;
f.     Berusaha menjaga kesucian al-Qur’an dan hadits tanpa memandang remeh;
g.   Memiliki kepedulian apabila melihat lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an dan Hadits berceceran dengan mengumpulkan atau membakarnya.
4.   Manfaat mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’an dan hadits merupakan dua kitab pokok dalam memahami ajaran islam. Mencintai keduanya tentu banyak membawa manfaat. Di antara manfaat mencintai Al-Qur’an dan Hadits adalah sebagai berikut:
a.    Memperoleh nasihat, obat hati, petunjuk dan rahmat dari Alloh swt. Seperti dalam firman-Nya :
Wahai manusia! Sungguh telah dating kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman (Q.S. Yunus/10:57)
    Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, manusia pasti menghadapi berbagai persoaalan. Adakalanya persoalan itu mudah diselesaikan, tetapi adakalnya sulit untuk diselesaikan, dalam menghadapi persoalan yang sulit diselesaikan, manusia sering mengalami tekanan batin. Dengan mendekatkan diri kepada petunjuk Al-Qur’an dan Hadits, manusia dapat memperoleh ketenangan jiwa. Akhirnya dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
b.   Terhindar dari kesesatan dan kecelakaan dunia dan Akhirat. Seperti dalam Firman Alloh Q.S. Toha/20:123 :
…jika dating kepadamu petunjuk dari-Ku maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk dari-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
c.    Memperoleh kecintaan dan ampunan dari Alloh swt, seperti dalam firmannya:
Katakanlah (Muhammad). “jika kamu mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu “ Alloh mahapengampun, Maha Penyayang. (Q.S. Ali ‘Imron/3:31)

B. Perilaku Orang yang mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Setelah memerhatikan bentuk-bentuk mencintai Al-Qur’an dan Hadits,perilaku mencintai keduanya dapat diwujudkan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.   Berupaya mewujudkan berdirinya taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di lingkungan masing-masing:
2.   Ikut serta secara aktif dalam upaya melancarkan jalannya TPQ, baik dengan pikiran, tenaga maupun materi;
3.   Menyediakan waktu khusus untuk mempelajari Al-Qur’an dan hadits untuk kemudian diajarkan kepada orang lain;
4.   Mengajak orang-orang yang belum mau belajar Al-Qur’an dan hadits;
5.   Selalu menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar dalam segala tindakan dan cara berpikinya.Rangkuman
1.   Mencintai Al-Qur’an dan Hadits bagi setiap muslim hukumnya Wajib
2.   Orang yang mencintai Al-qur’an dan hadits akan menempatkan keduanya diatas segala-galanya.
3.   Diantara bentuk-bentuk mencintai Al-Qur’an dan Hadits, antara lain:
a.    Berusaha memiliki kitab Al-Qur’an dan Hadits meskipun harus menyisihkan uang saku ;
b.   Memiliki kemauan untuk dapat membaca al-Qur’an dan Hadits secara benar meskipun harus mengeluarkan biaya;
c.    Memiliki kemauan yang sunguh-sungguh untuk dapat memahami isi Al-Qur’an dan hadits secara benar;
d.   Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu yang mempelajari Al-Qur’an dan Hadits;
e.    Tidak suka apabila ada pihak lain yang merendahkanatau menghina Al-Quran dan Hadits;
f.     Berusaha menjaga kesucian al-Qur’an dan hadits tanpa memandang remeh;
g.   Memiliki kepedulian apabila melihat lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an dan Hadits berceceran dengan mengumpulkan atau membakarnya.
4.   Diantara manfaat mencintai Al-Qur’an dan hadits adalah :
a.    Memperoleh nasihat, obat hati, petunjuk dan rahmat dari Alloh swt.
b.   Terhindar dari kesesatan dan kecelakaan dunia dan Akhirat.
c.    Memperoleh kecintaan dan ampunan dari Alloh swt


Di bulan suci Ramadhan, seperti biasa setiap malamnya saya melaksanakan shalat tarawih di mesjid Al-Ikhlas yang berada tidak jauh dari rumah. Malam itu, ustadz yang mengisi kultum di mesjid tersebut menceritakan tentang asal mula turunnya Al Quran. Posting berikut ini adalah sedikit resume yang saya buat setelah mendapatkan kultum dari Ustadz tersebut.
Al Quran diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al Quran terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat, 114 surah dan diturunkan setahap demi setahap selama kurang lebih dua puluh tiga tahun.

Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad dengan tiga cara, yaitu pertama malaikat Jibril turun dalam wujud manusianya dan membacakan ayat-ayat Al Quran kepada nabi Muhammad, kemudian beliau mengikutinya. Kedua, adalah Al Quran turun tanpa perantara malaikat Jibril, sehingga tiba-tiba saja ayat-ayat Al Quran tersebut muncul dalam pikiran nabi Muhammad dan yang ketiga adalah Al Quran turun dengan didahului terdengarnya suara gemerincing lonceng yang sangat kuat. Cara terakhir adalah cara yang dirasa nabi Muhammad sangat berat saat menerima wahyu Allah SWT.

Al Quran yang telah diturunkan ini kemudian diajarkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat nabi terlebih dahulu sebelum akhirnya disyiarkan secara terang-terangan kepada masyarakat luas. Pada awalnya Al Quran ini hanya dituliskan pada media seadanya saja seperti kulit unta, tulang binatang dan lain-lain, mengingat pada zaman itu belum ditemukan manfaat kertas sebagai media untuk menuliskan Al Quran.

Pada zaman nabi Muhammad, Al Quran tidak diperbolehkan untuk ditulis, melainkan hanya dihafalkan saja di luar kepala baik oleh nabi Muhammad maupun sahabat-sahabatnya. Sementara itu, untuk menjaga kemurnian Al Quran, setiap malam di bulan Ramadhan malaikat Jibril turun ke bumi dan membacakan ayat-ayat Al Quran tersebut dan nabi Muhammad mendengarkannya dengan seksama. Nabi Muhammad sendiri melarang penulisan Al Quran ini dalam media apapun dalam satu kesatuan.

Setelah nabi Muhammad meninggal dunia, tongkat kepemimpinan Islam diberikan kepada kalifah Abu Bakar As syidiq. Pada masa kepemimpinan Abu Bakar ini, orang-orang Islam yang tipis imannya mulai banyak yang meninggalkan Islam. Mereka meninggalkan semua perintah-perintah Allah seperti shalat, puasa dan zakat. Selain itu, bermunculan pula nabi-nabi palsu yaitu orang-orang yang mengaku sebagai penerus nabi Muhammad.

Bayangkan saja, ternyata sejak ratusan tahun yang lalu sudah banyak bermunculan nabi-nabi palsu ke dunia ini. Maka tentu bukan suatu hal yang mengherankan jika sampai posting ini ditulispun masih saja ada orang-orang yang mengaku dirinya adalah nabi. Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim ini saja ada banyak kasus kemunculan nabi palsu. Di antaranya Ahmad Mussadeq, Lia Eden dan lain-lain.

Kasus terbaru dan masih hangat adalah masalah aliran Ahmadiyah yang menganggap bahwa Ahmad Mirza adalah nabi penerus nabi Muhammad. Padahal Ahmad Mirza adalah nabi yang diangkat oleh ratu Inggris atas jasa-jasanya memimpin sebagian umat muslim Pakistan untuk berperang melawan muslim-muslim yang memberontak kepada kerajaan Inggris yang saat itu menjajah Pakistan. Ratu Inggris kemudian menyatakan bahwa Ahmad Mirza adalah “Nabi baru” umat Islam yang cinta perdamaian. <---- Tulisan yang dicetak miring adalah tambahan dari penulis sendiri dan bukan merupakan bagian dari kultum.

Kembali lagi ke zaman Kalifah Abu Bakar, dengan munculnya nabi-nabi palsu ini, maka Kalifah Abu Bakar kemudian memerintahkan para sahabat untuk memerangi nabi-nabi palsu dan umat Islam yang tipis imannya itu. Sayangnya, banyak sahabat nabi yang hafal Al Quran dalam rangka menegakkan agama Islam kemudian berguguran satu demi satu.

Melihat hal ini, kemudian Umar bin Khatab menyarankan kepada Kalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan menuliskannya menjadi satu kitab saja. Awalnya, ide ini ditentang oleh Kalifah Abu Bakar, karena menurut beliau nabi Muhammad sendiri yang melarang penulisan ayat-ayat Al Quran tersebut, namun setelah melalui perdebatan panjang dan demi menegakkan agama Islam, akhirnya Kalifah Abu Bakar pun mengalah. Setelah itu, dibentuklah panitia pengumpulan dan penulisan Al Quran tersebut.

Ayat-ayat Al Quran itu kemudian dikumpulkan dan ditulis ulang oleh Zaid bin Tsabit. Pada masa Kalifah Umar bin Khatab, kitab Al Quran hanya berjumlah lima buah dan disimpan di lima tempat yang berbeda antara lain, Mekkah, Basrah, Madinah, dan disimpan oleh Kalifah Umar sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar