Seringkali kehidupan manusia itu bercermin dari lingkungan sekitarnya. Pembelajaran dari makhluk hidup atau benda-benda di sekitarnya mengingatkan akan kebaikan yang harus kita tiru sebagai makhluk Tuhan. Seperti salah satunya berikut ini, pembelajaran dari sebuah cerita yang bisa kita petik nilainya.
Seekor ular memasuki gudang tempat kerja seorang tukang kayu di sore hari. Si tukang kayu mempunyai kebasaan membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan dan tidak merapikannya. Nah, ketika ular itu masuk kesana, secara kebetulan ia merayap di atas gergaji.
Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali. Serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.
Marah dan putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Ia pun lalu membelit kuat gergaji itu. Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah. Dan akhirnya ia pun binasa.
Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular di sebelah gergaji kesayangannya.
Dari cerita tersebut, ada pelajaran yang bisa kita petik dan bisa coba untuk kita terapkan dalam hidup.
Kadangkala di saat marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terlukai sebenarnya adalah diri kita sendiri.
Banyaknya perkataan yang terucap dan tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri sendiri.
Ingatlah bahwa,
”Orang pemarah
bermahkotakan kebodohan,
tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.”
Sejatinya…tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.”
Tak ada musuh yang tak dapat di taklukkan oleh kasih sayang.
Tak ada penyakit yang tak dapat di sembuhkan oleh cinta.
Tak ada permusuhan yang tak dapat diredam oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat di pecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat di lubangi oleh air kesabaran.
Semua itu sejatinya berasal dari hati.
Hati yang lapang dan bersih.
Rasulullah
Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Barang siapa meredam amarah padahal dia mampu melampiaskannya (karena mampu / berkuasa), maka ALLAH memanggilnya dihadapan para makhluk di hari kiamat, Dan ALLAH menyuruhnya memilih pada bidadari mana saja yg dia kehendaki untuknya.”
(HR Abu Daud).
Selamat menebarkan kebaikan!“Barang siapa meredam amarah padahal dia mampu melampiaskannya (karena mampu / berkuasa), maka ALLAH memanggilnya dihadapan para makhluk di hari kiamat, Dan ALLAH menyuruhnya memilih pada bidadari mana saja yg dia kehendaki untuknya.”
(HR Abu Daud).
MIE AYAM SYAFFIRA
SAMBIJAJAR DRENGES KERTOSONO
WA. 0823-2972-7898
Tidak ada komentar:
Posting Komentar