Cerita ini
terinspirasi dari seseorang yang ada disana, penulis selalu berharap semuga
penginspirasi disana lancar dalam menempuh S2 nya, tahun depan lulus bareng ya!
Semangatttttttttttttttt!!
SECANTIK HIASAN
DI KEPALAMU
“Kenapa kamu tolak lagi to nduk? Sudah berapa
kali kamu menolak pinangan laki-laki baik yang meminangmu?”Ibu ini tenang saja
tow…, Kalya kan, juga masih akan menempuh skripsi bu, masih belum lulus tow bu.
Seketika itu Kalya
terbawa pada kenangan masa lalunya ketika bertemu dengan Izam. Pertemuan
terakirnya dengan Izam ketika Zahra kelas tiga SMA sangat kuat tertanjap
dihatinya, pada waktu itu Izam telah menyelesaikan study S1 nya di kota apel
yang dingin itu. “Aku bersyukur perrnah mengenalmu, karena dirimu aku lebih
dekat dengan Allah, karena dirimu aku bisa solat tahajud dan solat dhuha,
dirimu adalah perempuan solehah, hatimu SECANTIK HIASAN DIKEPALAMU, aku
mencintaimu, tapi belum waktunya aku menjalin suatu hubungan serius denganmu,
aku akan meraih cita-citaku dahulu, berjanjilah padaku saat kamu dewasa nanti
tetaplah menjadi perempuan yang solekhah, tegar, kuat serta mandiri dalam
perjalanan hidupmu, janganlah kamu menungguku percayalah dengan Allah jika kita
berjodoh Allah akan menuntun hati kita untuk dapat bersatu meskipun sulit dan
tidak mungkin terjadi, namun bila dunia berkata lain akan takdir kita kita akan
mendapat pasangan yang lebih baik lagi”. Deraian air mata membasahi pipi
merahnya, matanya tertutup dan hatinya terbawa pada kedalaman jawanya. Tiba-tiba
suara dering telefon lagu hikmah membuyarkan lamunan Kalya, “Halo, terdengar
suara sahat dekatnya dari seberang telefon, Aya kamu sudah melihat pengumuman di mading
PGSD belum? Judul skripsi kamu sama punyaku diterima lo.”Aini kamu ini
kebiasaan ya… bicara tidak ada habisnya, Tanya dijawab-jawab sendiri dasar,
hemmmm tapi benar,ta? Terus pengumuman apa lagi? Aku belum sempat kekampus harini,
hehehe biasa bu guru karbitan harus bantuwin mengajar anak-anak SD.”Dasar kamu
ra ra aneh-aneh ja, eh iya dosen pembimbing kamu kan sama tow ma aku tadi kita
disarankan lokasi penelitian skripsi kita di Madura.”Hah? Madura?” Hati Zahra
berdebar-debar, jantungnya bagai tersambar petir berdenyut dengan kencangnya
mendengankata Madura.” Iya Zahra, halo……. Halo…….. kamu masih disitu?” Iya Aini
okelah tak masalah heheheheeee.
Sepertiga malam terakhir
yang Kalya rindukan telah tiba, dalam tahajudnya dia memohon “Ya Allah sang
pemilik cinta mungkinkah aku masih mencintainya? Apa selama ini aku menolak
banyak lamaran yang diberikan untukku adalah keegoisanku yang tak bisa membuka
hati untuk yang lain? Aku hanya belum siap untuk melaksanakan sunah rasulku,
aku ingin membahagiakan orang tuaku dulu ya Ilahi.”Cucuran air mata telah
membasahi pipinya. Kalya adalah seorang wanita yang tegar pasca kejadian
perpisahanya dengan Zafi, orang tua Kalya jatuh bangrut akirnya dia memutuskan
untuk kuliah sabil kerja sambilan. Sebelum dia berangkat kuliah dia bekerja
sebagai guru bantu di sekolah dekat rumahnya, setelah pulang kuliah dia juga
menjadi guru les. Tekatnya untuk membahagiakan orang tuanya menjadikan dia
semakin dewasa.
Hari ini tiba waktu dia
berangkat ke Madura. “Ya kamu kok pucet sekali? Kamu mabuk kendaraan ya? Atau
kamu lagi memikirkan seseorang di tempat tujuan kita?”Aini kamu aneh-aneh ja…
ini agak kurang enak badan tapi gak pa pa kok, kita nanti langsung ke yayasan
dulu bentar katanya buat liat-liat suasana disana. Wah asik donk, Ya udah ayuk
turun.” Sesampai di tempat tujuan mereka disambut oleh seorang guru. “
Mbak-mbak ini yang mau observasi di yayasan kami?”Kami pun menjawab dengan
senyuman.”Oya mbak kenalkan ini adalah pemilik yayasan ini, dimana jenjang
pendidikanya dari paud sampai perguruan tinggi.”Melihat sosok yang dikenalkan
oleh guru tadi hati Kalya bagai disambar petir, matanya seakan tak bisa
berkedip, tetapi dalam hatinya bertanya-tanya benarkah dia Zafi? Tapi sempat
dia ragu karena melihat sosok Zafi dihadapanya berubah sekali, dia terlihat
seperti orang yang sombong dan angkuh.” Mas mas.” Suara lembut seorang wanita
cantik berambut panjang mengagetkanya. “ Kenalkan saya Zafi dan ini tunagan
saya Salsa”. Hati Kalya laksana ditusuk dengan pedang, tetapi dia mencoba untuk
terlihat sabar dengan mengucap dzikir dihatinya. “ Senang berkenalan dengan
kalian, mas aku pulang dulu, nanti mas mampir kerumah ya aku akan siapkan
makanan buat kamu.”Iya sayang,” silahkan kalian lihat-lihat lokasi yayasan,
semoga kalian krasan disina.” Aini aku ke penginapan dulu ya terasa agak kurang
enak badan, nanti kasih tau aku tempat-tempatnya.” Oke Kalya.”
Di tempat itu tinggal
Zafi dan Aini saja. Kunci penginapan kebawa Aini jadi Kalya kembali ke tempat
tadi, namun dia melihat Kalya lagi bicara dengan Zafi, Kalya dibelakang mereka
hanya diam mendengarkan.“Pak kenapa kamu tega sekali ma Kalya? Dia setia
menunggumu, kenapa bapak tega menghinati Kalya?” bapak Zafi yang dulu pernah
deket ma Kalya kan?”
“apa yang kamu katakana? Saya tidak mengerti.”
Kayaknya memang dia Kalya malfa Ulfa yang saya pernah kenal, tetapi maaf saya
lupa. Kalaupun iya dia pernah dekat sama saya, dia adalah masa lalu aku maaf
Aini aku tidak pernah menyuruhnya untuk menungguku, buat aku Salsa adalah
wanita yang cantik di dunia ini tak ada yang bisa menandinginya, Salsa wanita
sempurna untukku bukan Kalya.”Mendengar itu serentak tubuh Kalya melemah,
kepalanya menunduk dan hatinya terucap dzikir dan do’a Allah kuatkan hatiku.”Kalya
kamu disini?” Ya Aini kunci penginapan masih di kamu, sudahlah Aini pak Zafi
itu masa laluku, aku tak tahu kenapa bisa bertemu dia lagi aku percaya dengan
Rabbiku semua pasti ada hikmahnya, senyum lembut berkibar di bibir mungilnya.”
Hari berganti hari Kalya
mudah akrab dengan lingkungan barunya, suatu ketika Kalya membantu menjadi guru
estra kulikuler tartil Alqur’an. Lantunan ayat – ayat firman Allah yang
terdengar indah menyejukkan hati terdengar oleh Salsa yang kebetulan berada
disekitar situ. “ Ternyata kamu Kalya yang baca Alqur’an, suaramu terdengar
indah sekali aku ingin belajar dengan kamu.” Kalya hanya tersenyum manis. “ Oya
Kal Dua bulan lagi aku menikah dengan mas Zafi, kamu masih disi kan? Aku ingin
kamu yang menjadi pembaca ayat-ayat suci Alqur’an di pernikahanku nanti?”Mata
Kalya berkaca-kaca dia tidak bisa menahan air matanya.”Kenapa kamu menangis
Kal? Kamu tidak mau ya?”Ini air mata bahagia kak Salsa, aku bahagia mendengar
sahabatku akan meraih kebahagiaan menyempurnakan diri sebagai umat nabi
Muhammad.”Trimakasih Kal aku seneng punya sahabat sepertimu meskipun kamu dua
tahun lebih muda denganku tapi kamu selalu dapat membuat orang disekitar kamu
bahagia”.Kemudian mereka berpelukan.”Kal aku mau pamit dulu, aku mau mencari
gaun pengantin yang akan ku pakai nanti.”Oke mudah-mudahan cepet dapat yang
cocok”. Kalya berjalan ke perpustakaan kampus yayasan, dia ingin mencari buku
bacaan agar bisa melupakan masalahnya.
Ketika di tengah-tengah
perpustakaan dia melihat sosok yang dia kenal, dia tak memperdulikan dan
meninggalkanya namun tanganya ditahan,”Tunggu Kalya, kamu jawab jujur Kalya,
kamu masih mencintaiku kan? Aku tahu kamu masih mencintaiku, tapi maaf Kalya
aku akan menikah dengan Salsa aku sangat mencintainya, Salsa lebih cantik dan
sempurna dari semua wanita di dunia ini,kamu pasti sakit hati sekali”. Maaf pak
mungkin aku masih mencintai kamu, tapi aku tak pernah sakit hati jika kamu mau
menikah dengan siapapun bahkan aku tak juga menyesal pernah mencintaimu, aku
yakin dengan Rabbiku cinta yang datang darinya itulah yang terindah untukku
mungkin kamu memang bukan cinta darinya tapi aku yakin cinta itu pasti datang
untukku.”Kalya pergi meninggalkan Zafi dengan linangan air mata di pipinya.
Langkahnya membawanya ke masjid ditengah yayasan, disitu Kalya menunaikan
ibadah solat duhur, setelah itu dia berdo’a “ Ya Allah tuhan penguasa segalanya
ku pasrahkan hati ini padamu ikhlas sungguh hatiku ikhlas melangkah
dijalanmu.”Setelah lama menenangkan diri di masjid tiba-tiba ada telfon dari
Aini.”Ada apa An? Kamu lagi dimana?”Kalya aku lagi dirumah sakit dekat
penginapan kita, pak Zafi kecelakaan parah sekali Kal, sampai dia dinyatakan
koma oleh dokternya?” Ya An aku segera kesana.”
Sampai disana Kalya
melihat kedua orang tua zafi menangis, Aini pun menunduk. “Pak Zafi kenapa
om…..tante? kenapa bisa begini?” air mata Kalya pecah tah terbendung lagi. Satu
bulan berlalu Zafi tak kunjung sadar Kalya selalu menemani Zafi, setelah dari
yayasan Kalya selalu menemani zafi dirumah sakit. “ Kal om, tante aku harus
kembali ke Kediri,aku akan menyelesaikan pembukuan skripsiku”.” Ya Aini
hati-hati aku mau disina dulu skripsiku sudah selesai tinggal ujian saja.”
Setelah Aini meninggalkan kamar Zafi dirawat, tiba-tiba Salsa datang menjenguk
Zafi.” Om….Tante maafin Salsa baru bisa jenguk Zafi sekarang, Salsa masih
menenangkan diri, ini Salsa titip sesuatu untuk mas Zafi”. Sambil menangis
Salsa memberikan sebuah surat yang beramplop merah kepada ibu Zafi kemudian dia
pergi meninggalkan kamar Zafi sambil menangis. “Om…Tante ujian Kalya masih lama
kok, om sama tante bisa masuk kerja nanti pulang kerja bisa kesini lagi, Kalya
mau menemani pak Zafi, nanti kalau om sama tante tidak kerja kasihan anak-anak
om dan tante”. Orang tua Zafi tersenyum,”Trimakasih Kalya kamu memang anak yang
baik, semoga Allah selalu mencintaimu.”Hari berganti hari tapi Zafi tak kunjung
sadar. “ Mas Zafi kamu harus sadar, masih ingatkah kamu saat terakir kita
bertemu pada waktu aku lulus SMA, kamu ingin aku jadi wanita yang kuat dan
tegar, wanita yang mandiri, aku sudah bisa menepati permintaanmu. Aku tidak
marah padamu jika kamu ingin menikah dengan Kak Salsa, aku pernah bilang padamu
aku mencintaimu karena Allah jika kamu bukan jodohku aku tidak pernah marah aku
percaya pada Allah, aku hanya ingin kamu bahagia.” Kalya menagis melihat Zafi
yang terus terbaring di depanya.
Setiap malam Kalya selalu
berdo’a untuk kesembuhan Zafi. Suatu ketika sepertiga malam yang dinantinya pun
tiba, tak lupa dia bermunajad pada sang Pencipta. Dalam do’amya dia berucap “
Ya Allah berilah mas Zafi kesempatan untuk hidup. Meskipun hati ini sering
terluka dan merasakan perih karnanya hati ini rela menghapus semua luka dan
perih itu, hati ini sudah ikhlas dan telah mengepakkan sayapnya beban hati tlah
hilang ampunilah dosa mas Zafi dan aku mohon berilah dia kesempatan untuk dapat
beribadah kepadamu, asal itu jalan terbaik pilihanmu untukku aku rela dan
melihat dia bahagia meski bukan denganku. Dengarlah hati yang tak berdaya ini
ya Rabbiku.” Cucuran air mata membasahi mukena yang dikenakan kalya. Keikhlasan
do’a Kalya telah didengar Zafi yang kebetulan Kalya berdo’a didekat tempat
tidur Zafi. Air mata Zafi menetes membasahi pipinya. Kalya senang sekali dan
segera membangunkan orang tua Zafi yang tertidur di kursi kamar Zafi. Orang tua
Zafi kaget dan segera memanggil dokter. “Ini adalah sebuah keajaiban ada sebuah
kekuatan besar yang menuntun dia dari alam bawah sadarnya, diperkirakan tidak
lama lagi dia akan sadar dari komanya”.kata dokter yang memeriksa Zafi. “Aku
tahu kamu pasti bisa sembuh kamu harus berjuang aku yakin kamu pasti bisa, kamu
harus penuhi janji kamu padaku”. Zafi menangis tetapi belum juga membuka kedua
matanya.
“Bapak, Ibu, Kalya harus
balik ke Kediri, Kalya mau ujian skripsi”. Trimakasih banyak Kalya kami sangat
senang kamu ada disini, oya kalau boleh tahu ibu mau Tanya sama Kalya”. Kalya
hanya menganggukkan kepalanya.” Apa hubungan nak Kalya dengan Zafi? Ibu kenal
Zafi, gak mungkin sekali jika hanya belum lama bertemu nak Kalya punya pengaruh
besar pada Zafi, apa lagi Zafi sudah memiliki Salsa dan malah sebulan lagi mau
menikah”.Sebenarnya saya tidak menduga bisa bertemu dengan mas Zafi lagi
disini. Empat tahun yang lalu saya memang pernah bertemu dengan mas Zafi,
ketika mas Zafi lulus kuliah di Malang saat itu saya baru lulus SMA. Saat itu
kita berpisah meraih cita-cita masing-masing tanpa berhubungan lagi. Kami
saling kenal ketika saya berniat ingin mengambil jurusan biologi sama seperti
mas Zafi di Malang”. Oya bu ini Kalya titip sesuatu untuk mas Zafi, mohon
diberikan mas Zafi ketika dia sadar nanti”.Kalya menyerahkan sebuah kotak
berwarna biru mngkilat.
Dengan mata yang
berkaca-kaca Kalya meninggalkan kamar Zafi. “Maafkan aku mas, mungkin ini
terakhir kalinya kita bertemu, ketika kamu membuka matamu kelak pasti ada Salsa
disampingmu”, cucuran air mata mengiringi langkahnya menuju perjalanan ke kota
getuk pisang. Astagfirullah aku percaya dengan kebesaranmu Allah hidup dan
matiku untuk mencari ridomu.
Hari ini hari yang
dinantikan mahasiswa dan maha siswi kampus biru Kediri, mereka tampak berbeda,
mahasiswa terlihat tampan dengan jas hitamnya dan mahasiswi terlihat cantik
dengan gaun kebayaknya. Kalya terlihat cantik dengan pakaian kebayaknya yang
berwarna pink keunguan dengan berbalut jilbab cantik secantik wajahnya yang
manis. “Kalya selamat ya kamu jadi lulusan terbaik, kamu memang pantas jadi
yang terbaik”. Terimakasih sahabatku Aini, kamu juga selamat ya”. Ayah, Ibu ini
semua Kalya lakukan demi kalian”. Orang tua Kalya bangga dan bahagia dengan
anaknya. Sebulan kemudian Kalya ditugaskan mengajar, entah kebetulan dia
ditugaskan di Madura tetapi semenjak perpisahannya dengan Zafi sudah tidak ada
lagi kabar tentang Zafi dan Kalya pun berusaha untuk melupakannya. Bulan
berganti bulan tak terasa sudah satu tahun Kalya menjadi guru di Madura, dengan
sifatnya yang penyayang dia banyak disukai orang disekitarnya bahkan menjadi
guru teladan bagi murit-muritnya.
Hari ini hari libur, tiba-tiba
Kalya ingin sekali pergi ketaman wisata alam yang dekat didaerah situ. Saat dia
berjalan tak sengaja dia menabrak seseorang, “ mas Zafi? Maaf mas”. Kalya pergi
namun tanganya ditahan oleh Zafi. “ Kalya kamu jangan pergi, sudah setahun ini
aku mencarimu kemana-mana tetapi tidak ketemu, orang tuamu tidak mau kasih tau
aku dimana kamu barada, aku sudah hampir putus asa, aku gak tahu knapa bisa
bertemu kamu disini, hatiku menuntunku kesini ternyata disini aku bisa bertemu
kamu.” Cukup mas kamu sudah milik orang lain lupakan aku, aku tak mau menyakiti
hati kak Salsa sahabatku, dan aku minta maaf orang tua aku memang aku minta tak
memberi tahu dimana aku pada kamu.” Ketika aku membuka mata orang tuaku memberiku
dua buah surat yang satu darimu dan dari Salsa. Salsa membatalkan pernikahan
kita karena orang tuanya tidak bisa menunggu aku yang koma dan tidak tentu
kapan sadar. Saat aku buka surat dan kado darimu ternyata isinya sebuah sarung
dengan warba biru dan hitam warna kesukaanku, yang didalamnya terucap
ucapan selamat atas pernikahanku, saat
itulah ibuku bercerita bahwa kamulah yang menunggu dan menjaga diriku saat aku
tak bisa membuka mata, dan do’amulah yang menuntunku untuk kembali kedunia ini.
Sekarang aku sadar, maafkan aku Kalya hatimu memang cantik, SECANTIK HIASAN
DIKEPALAMU meskipun aku telah sering menyakitimu dan membuatmu menangis namun
kamu masih mau berdo’a untukku. Aku ingin memenuhi janjiku saat kamu masih SMA
dulu, maukah kamu menjadi kekasih halalku dan menjadi ibu dari anak-anakku?
Ayah dan ibuku ingin bertemu denganmu Kalya”. Tak terasa air mata Kalya
mengalir deras dan membanjiri pipinya.
“Sebelum pertama kali
bertemu kamu aku bermimpi ada cahaya yang menuntunku ke tempat yang mirip
dengan tempat ini, aku tak menunggu janjimu aku juga tidak berharap padamu aku
percayakan pada Allah, Dia pasti punya jalan yang terbaik untukku, ternyata
memang benar Allah telah menyusun rencanaya dengan sangat sempuna, dan ini
adalah salah satu rencanya yang sangat sempurna. Semoga ini merupakan restu
Allah untuk kita.”
Pengarang cerita : Mariatul Ulfa
Mahasiswi
PGSD
Facebook
ulfa miu
Menjadi seorang pendidik dengan hati dan ketulusan
adalah sebuah impian miu, cinta dan ketulusan yang ditanamkan pada siswa
anak-anak bangsa tak akan pernah sia-sia. Suatu saat nanti semua pasti akan
berbuah manis. Berbanggalah kita menjadi seorang pendidik putra-putri bangsa
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar