Resume KreaTiF Mengembangkan Media pembeLajaran
BAB I .PENDAHULUAN
Buku ini berjudul Kreatif Mengembangkan
Media Pembelajaran yang dikarang oleh Dr.rer.nat.H.Rayandra Asyhar,M.Si.
Pertama kali ditertibkan di Jakarta pada tahun 2012, oleh Penerbit Tim GP Press.
Buku ini merupakan edisi pertama yang
diterbitkan oleh Tim GP Press. Ketebalan buku ini terdiri dari 196 halaman. Cetakan diatas kertas kualitas baik. Isi
buku ini terdiri dari 9 bab yaitu:
1.
Bab I. Pendahuluan
tentang (1) media pembelajaran dalam prespektif sejarah, (2) pentingnya media
pembelajaran di Indonesia (3) landasan penggunaan media pembelajaran.
2.
Bab II. Peran dan
fungsi media pembelajaran (1) peran media pembelajaran (2) fungsi media pembelajaran (3) manfaat
media pembelajaran.
3.
Bab III. Jenis dan
klasifikasi media pembelajaran(1) jenis media pembelajaran, (2) klasifikasi media
pembelajaran, (5) karakteristik media pembelajaran.
4.
Bab IV. Pemilihan
media pembelajaran (1) pentingnya pemilihan media pembelajaran (2) Jenis
pemilihan media (3) kriteria media pembelajaran (4) prinsip pemilihan (5)
prosedur pemilihan media.
5.
Bab V. Pengembangan
Media Pembelajaran (1) pentingnya pengembangan media pembelajaran (2) prosedur
pengembangan.
6.
Bab VI. Pembuatan
Media Audio-Visual, (1) prosedur pembuatan media audio-visual, (2) proses
produksi media Audio-Visual, (3) peralatan produksi media Audio-Visual.
7.
Bab VII. Pembuatan
Media Audio, (1) kriteria media pembelajaran Audio, (2) Prosedur produksi media
Audio, (3) Peralatan produksi media audio., dan (4) membuat media audio
sederhana.
8.
Bab VIII. Pembuatan
Modul Ajar, (1) kriteria modul ajar, (2) prinsip penyusunan modul ajar,
dan (3) teknik penulisan modul.
9.
Bab XI. Desain Bahan
Ajar Multimedia, (1) prinsip pembuatan, (2) kriteria bahan ajar multimedia, (3)
prosedur penyusunan modul ajar, (4) Teknik
pembuatan bahan presentasi dan (4) Program aplikasi pembuatan
multimedia.
Boomingnya hasil – hasil
teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak membantu para
pendidik (guru, dosen, instruktur dll) dalam penyediaan media pembelajaran (instructional
media) dan sumber belajar (learning resource) serta alat peraga (teaching
aid). Setiap orang dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi kapan
saja dan dimana saja, sesuai kebutuhan masing – masing. Di bidang pendidikan,
para mahasiswa, siswa dan peserta latihan dengan mudah bisa memperoleh materi
pembelajaran yang berkaitan dengan topik yang dipelajari di sekolah atau
menyelesaikan tugas yang diberikan guru/pelatih. Dewasa ini, media pembelajaran
dan sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku – buku di perpustakaan dan
guru di sekolah.
BAB
II. RINGKASAN BUKU
A. Bab I
Isi dari Bab I terdiri dari
: Pada bab ini akan di bahas tenetang hakekat media pembelajaran, sumber
belajar dan alat peraga yang tercakup dalam uraian tentang pengertian ketiga
istilah tersebut.
Pada sub bab
media pembelajaran dalam persepektif sejarah ini, penggunaan media
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sudah melewati perjalanan yang
cukup panjang. Menurut Midun (2009), perkembangan konsep media dalam pendidikan
diawali dengan munculnya aliran realisme dalam pendidikan yang dipelopori oleh Johan
Amos Camenius pada abad ke-17,
melalui sebuah tulisan dalam bukunya yang berjudul Orbis Pictus (Dunia dalam gambar). Dalam
pengamatan Comenius, anak – anak di Eropa yang tidak berbahasa Latin
(Jerman,Francis,Rusia, dsb). Mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa
latin. Bagi mereka bahasa latin sangat abstrak dan sulit dimengerti, untuk itu
diperlukan visualisasi agar lebih mudah dipahami. Dalam buku Orbis Pictus,
Comenius memberikan gambar bendanya
untuk setiap kata yang diletakkan di samping kata tersebut. Dengan demikian
bahasa latin yang dipelajari oleh anak – anak menjadi lebih nyata/konkret dan
mudah diingat. Aliran realisme ini mendorong munculnya aliran visualisasi pendidikan
atau pembelajaran yang intinya si pebelajar (guru) harus menggunakan gambar –
gambar untuk memperjelas apa yang diajarkannya kepada peserta didik.
Pada sub bab pengertian
media pembelajaran, sumber belajar dan alat peraga. Sebelum membahas lebih
lanjut tentang pengertian media pembelajaran, ada baiknya terlebih dahulu
dibahas tentang makna masing – masing kata yang membentuknya. Media
pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu media dan pembelajaran. Dengan
memahami kedua kata tersebut, maka akan dapat membantu kata dalam memberikan
pengertian tentang istilah media pembelajaran.
Secara etimologi, media
berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
berarti “Tengah, Perantara atau pengantar”. Istilah perantara atau pengantar ini, menurut BoveeI
(1977), dugunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu
pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver) pesan. Dari sini, berkembang berbagai definisi
terminologis mengenai media menurut pendapat para ahli media dan pendidikan. The
Association for Educational Communication and Teaching (AECT,1977)
menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan
informasi. Sementara, menurut Suparman (1977), media merupakan alat yang digunakan
untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Selanjutnya Mcluhan (Midun,2008) memaknai media sebagai saluran
informasi. Sedangkan untuk pengertian dari pembelajaran merupakan terjemahan
dari istilah Bahasa Inggris, yaitu “instruction”. Instruction diartikan
sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara
dinamis. Ini berbeda dengan istilah “teaching” yang berarti mengajar. Teaching memiliki konotasi proses belajar dan mengajar
yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya guru yang
berperan aktif mengajar, sedangkan siswa
besikap pasif. Jadi media pembelajaran adalah menurut Gerlach & ely
(1971), memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi
atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran dapat
dipahami sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan
dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan
efektif. Menurut Degeng (1990) mendefinisikan sumberber belajar sebagai
semua sumber yang mungkin dapat digunakan oleh peserta didik agar terjadi
perilaku belajar. Sedangkan, definisi yang diberikan Depdiknas(2008), sumber
belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar
yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil
belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil
belajar (output), namun juga dilihat dari proses berup interaksi siswa
dengan berbagai macam sumber yang dapat meransang untuk belajar dan mempercepat
pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. AECT(1997) mengartikan
sumber belajar sebagai orang dan kualitas pengalaman belajar. Jadi, sumber belajar
adalah semua jenis sumber yang ada disekitar kita yang memungkinkan kemudahan
terjadinya proses belajar.
Di dalam buku berjudul Instructional Technologies;
The Definition and Domains of the field(1994), AECT membedakan enam jenis
sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Yaitu:
pesan,orang,bahan dan program,alat dan metode serta latar. Menurut Ruiz(2009)
ada banyak persamaan antara media pembelajaran dan alat peraga bahkan hampir
tidak ada perbedaan keduanya. Keduanya berfungsi memudahkan peserta didik dalam
memahami materi belajar. Keduanya juga membuat kelas menjadi lebih hidup dan
menyenangkan. Namun, para guru memberikan sedikit distinsi antara media
pembelajaran dan alat bantu. Contohnya papan tulis yang digunakan guru untuk
menyampaikan informasi kepada peserta didik disebut alat peraga sedangkan apa
yang disampaiakn pada papan tulis berupa gambar,teks dan sejenisnya. Dari aspek
psikologis, penggunaan media dalam pembelajaran dapat menyediakan rangsangan
bermacam – macam kepada pesrta didik sehingga kondisi dan karakteristik yang
berbeda-beda pada peserta didik. Dari aspek teknologis, penggunaan media pembelajaran
dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan
pembelajaran yang sifatnya individual, memberikan dasar lebih ilmiah pada pembelajaran, pembelajaran lebih mantap,
proses pendidikan menjai lebih langsung dan akses pendidikan menjadi lebih sama
bagi semua peserta didik. Dari aspek empiris, menampilkan bahwa ada interaksi
antara penggunaan media belajar dan karakteristik belajar peserta didik dalam menentukan hasil belajar
peserta didik.
B. Bab II
Isi dari bab II adalah Peran
dan fungsi media pembelajaran peran media pembelajaran,fungsi media
pembelajaran dan manfaat media
pembelajaran.
Pada Sub bab Pentingnya
peran media dalam pembelajaran mengharuskan para pendidik untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Media
merupakan alat bantu mengajar, termasuk salah satu komponen lingkungan belajar
yang dirancang oleh pebelajar. Media pembelajaran merupakan bagian tak
terpisahkan dari proses pembelajaran.
Pada sub bab ini Pemanfaatan
media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan
pengalaman yang dapat membelajarakan peserta didik, sehingga pada akhirnya
dihasilkan lulusan yang berkualitas. Pemanfaatan media pembelajaran yang
optimal perlu didasarkan pada kebermaknaan
dan nilai tambah yang dapat diberikan kepada peserta didik melalui suatu
pengalaman belajar yang menggunakan media pembelajaran. Dalam buku ini ada
beberapa fungsi dari media pembelajaran diantaranya adalah: pertama media sebagai sumber belajar, kedua fungsi
semantik,ketiga fungsi manipulatif, keempat
fungsi fiksatif, kelima fungsi distributif, keenam fungsi psikologis,
ketujuh fungsi atensi, kedelapan fungsi afektif, fungsi kesembilan fungsi
kognitif,kesepuluh fungsi psikomotorik dan fungsi imajinatif,serta fungsi
motivasi dan yang terakhir fungsi sosio kultural.
Pada sub ini akan membahas secara
umum beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran tersebut dijelaskan sebagai
berikut (Midun, 2009): pertama dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat
memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti
buku, foto-foto dan nara sumber. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki
banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing, kedua media
pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam
lingkup mikro maupun makro, dan media pembelajaran dapat menambah kemenarikan
tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil
perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga
diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.
C. Bab III
Isi dari bab III adalah
Jenis dan klasifikasi media pembelajaran,jenis media pembelajaran dan klasifikasi media
pembelajaran serta karakteristik media
pembelajaran.
Pada sub bab jenis media pembelajaran akan dibahas empat jenis media
pembelajaran, yaitu media visual,media audio,media audio-visual dan
multimedia.
Pada sub bab ini membahas beberapa
pengelompokkan media yang disusun para ahli, ada lima kategori media
pembelajaran menurut Setyosari& Sihkabudden(2005), yakni: pertama
berdasarkan ciri fisik dimana media ini dikelompokkan dalam empat macam yakni:
media pembelajaran dua dimensi(2D),Tiga dimensi(3D),media panjang diam dan
media pandang gerak. Kedua berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang
diperoleh,Erdgar Dale dan Thomas dalam mmidun(2009) masing-masing
menbuat pengelompokkan media pembelajajaran berdasarkan pengalaman yang dialami
oleh peserta didik dari proses pembelajaran.penggolongan yang dibuat oleh dale
disusun dalam bagan yang dikenal dengan ”Kerucut Pengalaman Dale”.ketiga
berdasarkan persepsi indera, keempat berdasarkan penggunaanya, secara garis
media pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah penggunaanya
dan pola penggunaannya. dan yang kelima berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya
dimana seperti yang diungkapkan oleh Duncan, yang ingin mensejajarkan
biaya investasi,kelengkapan dan keluasaan lingkup sasaranyadi satu pihak dan
kemudahan pengadaan serta penggunaan,keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya
biaya di lain pihak,dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu
hirarki.
D. Bab IV
Isi dari bab IV Pemilihan
media pembelajaran akan menbahas pentingnya pemilihan media pembelajaran,Jenis
pemilihan media,kriteria media pembelajaran,prinsip pemilihan dan prosedur
pemilihan media.
Pada sub bab Pemilihan media
pembelajaran dilihat dari mekanismenya Anderson(1976) membagi model pemilihan
media menjadi dua macam yaitu model pemilihan tertutup dan model pemilihan
terbuka.
Pada sub bab Kriteria Media
Pembelajaran akan membahas kriteria media pembelajaran yang baik yang perlu
diperhatikan dalam proses pemilihan media adalah sebagai berikut: pertama jelas
dan rapi. Kedua bersih dan menarik, ketiga cocok dengan sasaran, keempat
relevan dengan topik yang diajarkan, kelima sesuai dengan tujuan pembelajaran,
keenam praktis,luwes dan tahan, dan berkualitas baik serta ukurannya sesuai
dengan lingkungan belajar.
Pada sub bab prinsip
pemilihan media akan mengemukakan lima prinsip dalam pemilihan media menurut Gerlack
dan Ely (Setyosari dan Sihkabuden,2005) adalah sebagai berikut: kesesuaian,
kejelasan sajian ,kemudahanakses ,keterjangkauan, ketersediaan, kualitas,
ada
alternatif,interactivitas,organisasi,kebaruan dan berorientasi siswa.
E. Bab V
Isi dari bab V Pengembangan
Media Pembelajaran pentingnya pengembangan media pembelajaran dan prosedur
pengembangan.
Pada sub bab pentingnya
pengembangan media pembelajaran membahas ada dua permasalahan dihadapi
berkenaan dengan media pembelajaran di lembaga-lembaga pendidik kita yaitu:
keterbatasan media dan kemanfaatan media. Pengembangaan media pembelajaran
sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan kerterbatasan persediaan
media yang ada. Disamping itu, media yang dikembangkan sendiri oleh
guru/pendidik dapat menghindari ketidak-tepatan karena dirancang sesuai
kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing. Lebih dari
itu, juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para pendidik
sehingga dihasilkan prosesionalitas pendidik.
Pada sub bab prosedur dan
proses pengembangan ini membahas tentang penyusunan dokumen pembelajaran
lainnya, seperti kurikulum,silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
banyak lagi. Artinya, setelah dokumen-dokumen pembelajaran tersebut siap
disusun, dilanjutkan dengan pengadaan/penyiapan media pembelajaran sebagai
sumber belajar dan alat bantu dalam
proses pembelajaran.
F. Bab VI
Isi dari bab VI adalah Pembuatan
Media Audio-Visual,prosedur pembuatan media audio-visual,dan proses produksi
media Audio-Visual, peralatan produksi
media Audio-Visual.
Pada sub langkah-langkah
produksi akan dikemukakan secara garis
besar, prosedur produksi media audio-visual melalui tiga tahap kegiatan
yaitu:pra produksi,produksi dan pasca produksi. Dimana pra produksi merupakan
tahap yang sangat penting karena menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya.
Kalau langkah-langkah kegiatan pra produksi tidak dikerjakan dengan baik dan
teliti, maka bukan mustahil media yang dihasilkan kurang cepat sasaran dan
tidak efektif. Ada beberapa tahap yang harus dipahami ketika kita akan
memproduksi sebuah program video. Tahapan tersebut harus dilakukan agar kita menghasilkan
sebuah karya yang memuaskan dan untuk tahap pasca produksi merupakan tahap
akhir dari pembuatan media video. Tahap ini merupakan sentuhan akhir sebelum
dimanfaatkan atau disiarkan.
Pada sub bab prosedur
pembuatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya tahap pra
produksi,penetapan/identifikasi program media,penyusunan garis besar isi media,penyusunan
jabatan materi,penulisan naskah. Dan untuk tahap produksi langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan adalah rembuk naskah,pembentukan tim
produksi,membuat story board,perhitungan dan penyusunan anggaran,pemilihan
pemain,pencarian lokasi,rapat tim produksi,setting lokasi,pengambilan gambar
dan suara, dan yang terakhir tahap pasca produksi sebaiknya dilakukan sebagai
berikut:video editing,macam-macam editing terbagi atas linear editing dan non
linear editing, Perangkat lunakediting,mixing,preview,ujicoba,revisi,produksi
dan distribusi,peralatan pendukung produksi.
G. Bab VII
Isi bab VII Pembuatan Media Audio akan
membahas kriteria media pembelajaran Audio,Prosedur produksi media Audio, Peralatan
produksi media audio., dan membuat media audio sederhana.
Pada sub bab kriteria media
pembelajaran audio akan dibahas media audio menyajikan materi pembelajaran
dalam bentuk audio atau suara. Untuk menerima informasi tersebut peserta didik
menggunakan indera pendengaran. Dalam membuat sebuah media audio yang menarik,
perlu dipahami bagian atau elemen-elemen yang dapat diolah dan diexplorasi,
yaitu unsur kata,unsur musik dan unsur efek suara.
Pada sub bab prosedur
pembuatan media audio ini dapat dibagi tiga tahapan,yaitu pra produksi,produksi
dan pasca produksi tetapi dengan jenis kegiatan yang agak berbeda. Untuk tahap
pra produksi meliputi telaah materi dan penulisan naskah sedng untuk tahap
produksi yaitu pembentukan tim produksi,rembuk naskah,pemilihan pemain,latihan
rekaman,editing dan mixing,preview,dan pembuatan master dan untuk tahap pasca
produksi ada tiga yakni editing dan mixing,preview,pembuatan master audio
pembelajaran.
Pada bab sub bab beberapa
peralatan produksi dimana peralatan produksi audio terdiri dari mikrofon,mixer
console,speaker monitor,open reel,digital audio workstation dan tape recorder.
Banyak jenis alat yang bisa digunakan dalam pemanfaatan media audio antara
lain: phonograph(gramaphone),open reel tape, tape recorder, compact disc ,radio
dan peralatan-peralatan pada laboratorium bahasa.
Pada sub bab membuat media
audio sederhana akan dibahas tentang cara merekam suara dengan sound recorder
dimana harus dimulai dari persiapan,prosedur perekaman,merekam suara dengan
software aplikasi lain dimana banyak sekali software aplikasi pengolah audio
karena ada banyak software lain diantaranya sonic foundry vegas,
soundsforce, nuendo, cool edit pro 2.0 dan lain-lain.
H. Bab VIII
Isi dari bab VIII Pembuatan
Modul Ajar akan membahas kriteria modul ajar, prinsip penyusunan modul ajar,
dan teknik penulisan modul.
Pada sub bab kriteria modul
ajar akan membahas bagaimana menghasilkan modul yang baik sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh Depdiknas(2008) diantaranya adalah satu self
instructional yaitu mampu membelajarkan peserta didik secara mandiri. Yang
kedua self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari suatu unit
kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul
secara utuh. Yang ketiga stand alone atau berdiri sendiri ini modul yang
dikembangkan tidak tergantung pada media pembelajaran lain. Selanjutnya adaptive
ini memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat
digunakan smapai dengan kurun waktu tertentu. Dan yang terakhir adalah user
friendly dimana modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai
dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta
menggunakan istilah yang umum dan penampilan gambar dan format penyajiannya
disesuaikan dengan selera peserta didik.
Pada sub bab prosedur
penyusunan modul ajar menurut Widodo dan Jasmadi(2006), menyebutkan beberapa
kaedah umum atau langkah-langkah kegiatan dalam proses penyusunan modul sebagai
berikut: analisis kebutuhan modul, penyusunan naskah/draft modul, uji coba,
vadilasi, revisi dan produksi.
Pada sub bab teknik
penulisan modul ini ditujukan untuk membantu peserta didik agar bisa belajar
secara mandiri tanpa tergantung pada pendidik. Agar diperoleh hasil yang baik,
menarik dan mudah dipahami, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
penulis modul yaitu: karakteristik peserta didik, maksud dan tujuan
pembelajaran, identifikasi isi bahan ajar dan struktur materi pelajaran.
Bab XI
Isi bab XI Desain Bahan Ajar
Multimedia akan membahas prinsip pembuatan,kriteria bahan ajar multimedia,prosedur
penyusunan modul ajar,Teknik pembuatan
bahan presentasi dan Program aplikasi pembuatan multimedia.
Pada sub bab prinsip bahan
ajar multimedia akan menjelaskan pengertian dari bahan ajar multimedia adalah
media pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia. Dan untuk kriteria bahan
ajar multimedia memiliki karakteristik tertentu dan kriteria bahan pembelajaran
multimedia yang baik ditentukan oleh karakteristiknya.
Pada sub bab prosedur
pembuatan bahan presentasi dimulai dengan analisis kurikulum, memilih
teknologi, merancang desain, menyusun storyboarad dan mengidentifikasi dan
mengumpulkan materi.
Saat ini, berbagai program
aplikasi telah tersedia untuk mendukung pembuatan bahan ajar berbasis
multimedia terutama bahan ajar multimedia interaktif seperti mircosoft power
point, macromedia falsh, camtasia recorder, ulead pinnacle, goldwave lain-lain.
Sebagaian diantaranya dapat diunduh dari internet secara bebas tanpa biaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat membawa informasi atau pesan
dalam interaksi dalam proses pembelajaran. Penggunaan sumber belajar dan media
pembelajaran merupakan suatu strategi dalam pembelajaran.
2. Penggunaan
media dalam pembelajaran tidak hanya berperan sebagai alat bantu akan tetapi
juga merupakan strategi pembelajaran.
3. Berdasarkan
jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh,Erdgar Dale dan Thomas dalam
mmidun(2009) masing-masing menbuat pengelompokkan media pembelajajaran
berdasarkan pengalaman yang dialami oleh peserta didik dari proses
pembelajaran.penggolongan yang dibuat oleh dale disusun dalam bagan yang
dikenal dengan ”Kerucut Pengalaman Dale”.
4. Pemilihan
media menurut Gerlack dan Ely (Setyosari dan Sihkabuden,2005) adalah
sebagai berikut: kesesuaian, kejelasan sajian ,kemudahanakses ,keterjangkauan,
ketersediaan, kualitas, ada
alternatif,interactivitas,organisasi,kebaruan dan berorientasi siswa.
5. Pengembangaan
media pembelajaran sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan
kerterbatasan persediaan media yang ada. Disamping itu, media yang dikembangkan
sendiri oleh guru/pendidik dapat menghindari ketidak-tepatan karena dirancang
sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing.
Lebih dari itu, juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para
pendidik sehingga dihasilkan prosesionalitas pendidik.
6. Dikemukakan secara garis besar, prosedur produksi media
audio-visual melalui tiga tahap kegiatan yaitu:pra produksi,produksi dan pasca
produksi. Dimana pra produksi merupakan tahap yang sangat penting karena
menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Kalau langkah-langkah kegiatan
pra produksi tidak dikerjakan dengan baik dan teliti, maka bukan mustahil media
yang dihasilkan kurang cepat sasaran dan tidak efektif. Ada beberapa tahap yang
harus dipahami ketika kita akan memproduksi sebuah program video. Tahapan
tersebut harus dilakukan agar kita menghasilkan sebuah karya yang memuaskan dan
untuk tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dari pembuatan media video.
Tahap ini merupakan sentuhan akhir sebelum dimanfaatkan atau disiarkan.
7. Untuk
menghasilkan modul yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
Depdiknas(2008) diantaranya adalah satu self instructional yaitu mampu
membelajarkan peserta didik secara mandiri. Yang kedua self contained
yaitu seluruh materi pembelajaran dari suatu unit kompetensi atau sub
kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul secara utuh. Yang ketiga
stand alone atau berdiri sendiri ini modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media pembelajaran lain. Selanjutnya adaptive ini
memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat
digunakan smapai dengan kurun waktu tertentu. Dan yang terakhir adalah user
friendly dimana modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai
dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta
menggunakan istilah yang umum dan penampilan gambar dan format penyajiannya
disesuaikan dengan selera peserta didik.
8. Untuk
menerima informasi tersebut peserta didik menggunakan indera pendengaran. Dalam
membuat sebuah media audio yang menarik, perlu dipahami bagian atau elemen-elemen
yang dapat diolah dan diexplorasi, yaitu unsur kata,unsur musik dan unsur efek
suara.
9. bahan
ajar multimedia adalah media pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia.
Dan untuk kriteria bahan ajar multimedia memiliki karakteristik tertentu dan
kriteria bahan pembelajaran multimedia yang baik ditentukan oleh
karakteristiknya.
Secara umum media pendidikan
mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1. memperluas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi
keterbatasan ruang,waktu dan daya indera.
3. Penggunaan
media pendidikan secara cepat tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
anak didik.
4. Dengan
sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk
setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus
diatasi sendiri.
Taksonomi Menurut Rudy Bretz
mengidentifikasikan ciri utama dari media pembelajaran tiga unsur pokok, yaitu
suara,visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis da
simbol. Disamping itu, Bretz membedakan
antara media siar dan media rekam sehingga terdapat 8 klasifikasi media: Media audio visual gerak,Media audio visual
diam, Media audio semi-gerak, Media visual gerak, Media visual diam, Media
semi-gerak,Media audio dan Media cetak.
Pernyataan ini dijelaskan dalam buku “Media
Pendidikan pengertian, Pengembnagan dan Pemanfaatanya” yang ditulis oleh Dr.Arief
S. Sadiman, M.Sc.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R.,Airasian, P.W.,
Cruikshank, K.A., and Mayer, R.E.et al (edn), (2001), A Taxonomy for
Learning, Teaching and Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives,Longmann New York.
Arsyad,A., (2007),Media Pendidikan,PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Briggs , L.J. (ed) (1977),Instructional
Design:Principles and Applications Technology and The Rand Coperation, USA.
Budiman, R., (2008). Media Pembelajaran. Materi Diklat
Terakreditasi Guru SD Semester 2. PPPPTK TK dan PLB, Bandung.
Dale, E.,(1969),Audio Visual Method in Teaching,Dyden
Press,New York.
Dr. Arief S. Sadiman, M.S.c. (2012). Media pendidikan
Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatanya. PT.Rajagrafindo Persada.Jakarta.
Dr.rer.nat.H.Rayandra Asyhar.Msi.(2012). Kreatif
Mengembangkan Media Pembelajaran. Tim GP Press.Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, (2008), Pengembangan
Bahan Ajar. Direktorat Dikmenun, Depdiknas Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasioanal, (2003), Buku Pedoman
Penulisan Modul, Direktorat Pendidikan Menegah Kejuruan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan menegah, Jakarta.
Midun, Hendrikus, (2009), Sumber Dan Media
Pembelajaran, Bahan Ajar, Prodi PGSD STKIP Santa Paulus Ruteng Flores, NTT.
Tugas
Individu
MK. Media
Pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar